Minggu, 28 Juli 2024

SENIN, 29 JUNI 2009 Gagasan Baru selalu Gila (942) ACA

 

SENIN, 29 JUNI 2009

Gagasan Baru selalu Gila (942)

Dear Bloggers,

Tahukah anda apa penilaian orang banyak terhadap seorang tokoh besar pada zamannya? Jangan beranggapan nama besar akan selalu saja didapat dari ‘orang besar’ begitu saja, belum tentu bung. Belum tentu mereka mendapat sambutan dan dukungan begitu saja. Belum tentu masyarakat mendukung begitu saja. Belum tentu orang banyak langsung menyambut usahanya.

Namanya juga orang banyak, perilakunya ya seperti ilalang, bergoyang kemana arah angin bertiup. Dari mulai Thomas Alva Edison sampai kepada Alber Einstein, para pemikir radikal ilmu alam, adalah orang2 yg dianggap tidak waras oleh orang banyak ketika pertama kali mereka melontarkan gagasannya. Edison, penemu lampu pijar yg terangnya kita rasakan sampai hari ini, mendapatkan hasil penemuannya setelah percobaan yg kesekian ribu kalinya. Saat itu, ia dianggap orang sebagai anak muda yg terganggu jiwanya dikarenakan kegiatannya yg sering menyendiri lantaran meneliti.

Kasusnya sama dengan Einstein yg mengajukan gagasan relativitas. Nothing absolut, tiada yg bisa dijadikan besaran tetap, karena segala ukuran bergantung kepada patokan tertentu, termasuk ukuran waktu. Apalagi gagasan bahwa waktu pada benda yg bergerak tidak absolut, melainkan bergantung pada kecepatan bergeraknya. Ini menyebabkan waktu yg berjalan terhadap benda bergerak tersebut adalah relative lebih lambat dibanding waktu yg berjalan pada benda diam. Akibat gagasannya, ia pn mendapat predikat yg sama dengan Edison, sang gila.

Galileo Galilei, adalah tokoh yg mendapat julukan sama. Ia dan Copernicus, pendahulunya, sama2 mengajukan gagasan bahwa bukan bumi sebagai pusat alam semesta. Teorinya tentang matahari sebagai pusat atasurya menuai kecaman bahkan mereka mendapatkan hukuman. Galileo di hukum tahanan rumah dan Copernicus dihukum mati. Salah seorang murid Copernicus, Geordano Bruno dibakar hidup2.

Sejarah sering membuktikan, bahwa gagasan seseorang yg berbeda dengan pendapat orang banyak, sering membuahkan nasib buruk kepada mereka. Masih untung Edison dan Einstein dapat membuktikannya hingga ia dianggap manusia dan tokoh yg sukses. Mereka mendapat penghargaan itu sebelum hukuman dari masyarakat jatuh kepadanya. Namun pada kasus2 lain, sering seorang pembebas manusia dari kebodohan baru menjadi tokoh dan orang besar setelah matinya. Semasa hidupnya, mereka hanya dianggap orang gila, karena pembuktiannya belum tuntas, namun hukuman masyarakat terlanjur datang.

Para tokoh pintar penemu sesuatu yg membebaskan manusia dari kebodohan science, adalah para pejuang ilmu pengetahuan. Mereka adalah para pejuang kebenaran ilmu, para penemu hukum Tuhan yg berlaku pada alam fisika.

Sama halnya dengan pelaku alam sosial, para penemu hukum Tuhan untuk alam manusia. Mereka juga bernasib sama. Disebut bid’ah, sesat dan menyimpang. Orang2 besar penemu hukum Tuhan untuk manusia juga bukan begitu saja disambut pada awalnya. Mereka kerap dimusuhi dan ditekan. Rumusnya selalu saja ada dua golongan penekan, golongan pemuka agama dan golongan penguasa.

Lho,, mengapa golongan pemuka agama memberikan tekanan?
Alasannya adalah karena jelas golongan agama merasa bahwa merekalah para penyandang urusan dengan Tuhan. Tiada tempat untuk sesuatu yg berbeda, karena akan berbeda pula dengan bangunan konsep keimanan yg mereka punya. Jika gambar bangunan konsep keimanannya beda, pada gilirannya akan merongrong konsep mereka, orang banyak bisa terpengaruh, dan kewibawaan maupun posisi mereka bisa terancam. Sejarah membuktikan bahwa golongan yg selalu membunuh gerakan2 pembaharu dan konsep yg berbeda adalah selalu dari golongan pemuka agama.

Golongan penguasa juga sama. Biasanya mereka menyadari hal ini, namun karena dirasa ada sekutu yg membantunya, yakni dari golongan pemuka agama, maka mereka menggunakan golongan pemuka agama sebagai alat politik untuk menekan. Mereka hanya akan bertindak jika golongan itu sudah tak mempan.

Seorang bernama Musa, dengan gagasan barunya yg memandang struktur pemerintahan Fir’aun adalah konsep yg mengeksploitasi manusia atas manusia. Isa atau Jesus juga sama, dimana Herodes selalu menggunakan pamuka agama (Farisi dan Saduki) sebagai sekutu pembantunya untuk menekannya. Muhammad juga demikian. Abu Sofyan penguasa politik kala itu, selalu bekerja sama dengan Ahlul Kitab (Ahli Kitab), orang2 yg ahli dalam Kitab (bukan orang2 yg ngerti Kitab lhooo..).

Demikianlah, baik Musa, Isa dan Muhammad, adalah pendobrak struktur masyarakat yg ada kala itu, menggantinya dengan konsep baru yg sama sekali berbeda dengan konsep yg ada saat itu. Musa, Isa atau Jesus, dan Muhammad adalah manuisa2 yg dianggap sesat pada saat itu oleh Ahli Ktab Fir’aun, Herodes dan Abu Jahal.

So, bersiaplah untuk menyandang predikat Gila, jika anda punya sebuah konsep yg lain, sekalipun konsep itu untuk kebaikan umat manusia, karena orang banyak tidak melihat. Orang banyak tidak mendengar, Orang banyak itu mati, dan manusia kebanyakan adalah orang2 yg kagak ngerti. Jadi, jangan tersinggung dulu kalo dibilang gila.

Salam
aca

Jumat, 26 Juli 2024

Membongkar Kosa Kata Terhebat Yaitu "MAU"

Dunia beserta isinya termasuk manusia diciptakan didalamnya karena Allah Sang Tuan Semesta Alam 'mau' di kenal mahluk-Nya. Kata sesederhana inilah yang kemudian menampilkan segala kemegahan sejarah peradaban bumi sebagai bagian kecil dari peradaban alam semesta.

Perkembangan peradaban manusia tentu saja juga di mulai dari kata-kata 'mau'. Mau belajar, mau berlatih dan yang pasti mau memulai sesuatu sehingga dapat mencapai sebuah tingkat kehidupan yang terus berproses menjadi lebih baik. Tiga huruf, yang terbukti menjadikan manusia dapat berkembang dan bertahan hingga saat ini.

Tidakkah anda penasaran dengan 'rahasia" kualitas hebat tiga huruf yang merangkai kosa kata 'mau', yang dengan sumbangsih tiga huruf itu maka tercipta segala apapun yang kita nikmati di kehidupan kita hari ini?

Jika anda cukup penasaran, maukah kita memohon pertolongan Allah untuk membuka rahasia hebat ini, jika mau dan harus mau kerena kita sedang  membahas kosa kata mau (hehehe), mari kita lihat satu ayat di dalam Alquran sebagai landasan berfikir kita untuk membongkar rahasia kehebatannya. Satu ayat tersebut adalah QS.16/78 (Al Kahfi ayat 78) yang artinya:

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur".

Pertanyaannya, ada pesan apa dari ayat ini dan apa hubungan kosa kata 'mau' dengan ayat ini. Ayat ini menjelaskan bahwa kunci berkembangnya manusia yang dikeluarkan dari perut ibu kita tidak mengetahui sesuatu pun adalah diberikannya kepada kita tiga sarana untuk berkembang yaitu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, dan agar kita memfungsikan tiga sarana itu dengan maksimal.

Ok, kalau begitu sejenak saja kita 'mau', maka segala  apapun pasti bisa terwujud dengan modal tiga sarana yang sudah Allah berikan, itulah pesan dari ayat ini.

Kemudian hubungan ayat ini dengan kosa kata 'MAU' adalah sebagai berikut:

M adalah 'mata' yakni sarana penglihatan sebagai salah satu indra dari tiga sarana tersebut yang akan berfungsi ketika adanya sebuah sinar (cahaya).

A adalah 'akal' atau biasa diterjemahkan sebagai 'hati nurani', yang akan berfungsi ketika mendapat informasi baik dari penglihatan maupun pendengaran untuk di proses menjadi sebuah pengetahuan.

Demikianlah hubungan antara kosa kata 'MAU" dengan ayat tersebut di atas, meskipun huruf A yang dapat diaplikasikan sebagai awal dari Akal, mungkin dapat dikatakan sebagai 'cocoklogi' dari hati nurani, namun penulis memiliki dasar alasan untuk hal itu. Coba kita buka QS.7/179 (Al A'raf ayat 179 yang artinya:

Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati(qolbu/akal), tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), wa Akhirul ayah...

Jadi saya rasa tidak salah juga kan, ketika penulis mengartikan "hati/hati nurani' sebagai akal karena memiliki maksud dari fungsi yang sama yaitu berfungsi sebagai indra atau sarana untuk 'memahami' atau berfikir.

Oya, kalau hati yang dimaksud sebenarnya liverya silahkan cari sendiri aja ya apa fungsinya? tapi setau saya hati itu berfungsi sebenarnya sebagai salahsatu organ dalam bagian dari organ dalam tubuh sebagai sarana untuk menyaring racun didalam tubuh.

Semoga anda sudah dapat melihat hubungan kosa kata 'MAU' dengan ayat-ayat di atas kan? kalau belum? dan belum lengkap semua huruf yang mewakili dari kata 'MAU' ya, kurang huruf U bukan?

Baiklah mari kita lengkapi...;

Jika M adalah mata yang mewakili penglihatan dan A adalah akal untuk berfikir (memahami) maka satu lagi sarana yang lain yang Allah berikan untuk manusia dapat berkembang adalah pendengaran, jadi U adalah huruf yang mewakili pendengaran.

Wah, penjelasannya tidak memuaskan ya jika hanya menyebutkan U sebagai yang mewakili pendengaran tetapi tidak menyebutkan U itu apa? Mari kita selesaikan...

U adalah udara, zat gas yang mutlak ada untuk hidup manusia, sebagaimana kita ketahui fungsi udara adalah juga untuk merambat kan bunyi. Di ruang hampa udara seperti di luar angkasa atau ruangan kedap udara kita tidak dapat mendengar suara.

Jika dua huruf yang lain yaitu M dan A merujuk kepada organnya (mata dan akal/otak) maka huruf  U merujuk kepada syarat dapat berfungsinya organ tersebut yaitu telinga/pendengaran dapat berfungsi jika ada 'udara', artinya 'MAU' adalah tanda bahwa anda 'hidup'.

Pada akhirnya anda dapat menjadi apapun dalam hidup dan kehidupan ini ketika anda mampu memfungsikan tiga sarana yang Allah berikan ini dengan semaksimal mungkin kepada setiap individu dari kita masing-masing, 

Jadi apakah sekarang anda telah memahami makna dari kata MAU? 

Segala Puji Bagi Allah, Tuan Semesta Alam Yang Maha Pengasih Dan Penyayang

Penulis, 

Condet 24 Juli 2024

GAD (Gavra Arfaiz Danadyaksa)


Sabtu, 20 Juli 2024

ANTARA MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

Zanniyun Amanniyun itu sebuah pola pemikiran yang terjadi dari orang-orang kebanyakan saat ini, itu sudah terlihat dan terbukti maka, janganlah melihat hanya dari sisi ruang lingkup yang kecil saja, tapi cobalah lebih luas lagi dalam memandang sebuah seni kehidupan didunia ini, mungkin saja bacaan kita salah, dan mengira bahwa kehidupan didunia saat ini dalam keadaan baik-baik saja, lepaskan, karena semua itu adalah merupakan doktrin yang telah terbentuk, karena bila kita melihat secara jauh lebih luas lagi (global), banyak sudah kejadian demi kejadian atau peristiwa-peristiwa didunia ini yang membuat bulu kuduk kita bergidik, coba lihat segala bentuk kekerasan yang berujung pada prilaku kriminalitas, seperti perampokan, perkosaan, tawuran, pembunuhan, pembakaran itu bisa dan terjadi dimana-mana,  dan juga bencana alam yang menyertainya seperti tanah longsor, banjir, gempa bumi dan perang antar bangsapun telah terjadi, itu mengisyaratkan sekaligus membatalkan bahwa seolah-olah dunia ini dalam keadaan baik-baik saja, bandingkanlah dan lihatlah Alam Semesta, semua itu merupakan wujud dari ayat-ayat Allah, karena segala kehidupan di Alam Semesta ini semua serba teratur dan terukur sesuai dengan maqadir yang diundangkan kepada makhluk-NYA dari Sang Pencipta, karena semuanya saling mendamai sekaligus mensejahterakan, tidak ada yang tidak berkerja  dan semua berada dalam keteraturan dan tidak ada yang batil ( tafawud ) jadi bagaimanakah mestinya bila kehidupan sosial manusia ini bila melihat dan mencontoh apa yang telah Tuhan gambarkan pada alam semesta sebagai pola kehidupan yang fitrah seperti kehidupan pada Alam Semesta yang selalu saling mendamai sejahterakan? 

Karena kita adalah merupakan dari sebaik-baik makhluk ciptaan_NYA ( ahsanu ta'win ) seharusnya sadar bahwa potensi yang dimiliki dari setiap diri manusia yaitu ( qalbu ) tempat jalur masuknya segala informasi ilmu, seharusnya selalu difungsikan atau dihidupkan dengan proses tafakur dimalam-malam yang hening, itu merupakan kunci dari dalam menapaki sebuah proses kehidupan yang semua manusia inginkan yaitu kehidupan yang Damai Sejahtera, untuk kembalilah kepada kehidupan yang fitrah dari Sang Pencipta itu merupakan keniscahayaan dan keharusan bagi setiap makhluk-Nya, karena Alam semesta adalah bentuk contoh yang kongkrit dan nyata dari kehidupan yang selalu saling mendamai sejahterakan. ( Qs ali'imran 3/83 ) Bukankah kita juga selalu merindukan kehidupan yang demikian dan itu pasti tidak akan ada yang memungkirinya, sebab hanya orang-orang yang bodohlah yang bisa membatalkan prinsip kehidupan yang indah itu. Entah itu ironi atau lucunya dunia ini jika kita melihat dalam menapak tilasi perjalanan kehidupan dari makhluk yang dinamakan manusia, karena segala keinginan dan tindakannya ternyata tidak sejalan dan selaras dengan aplikasi dari tujuan yang sebenarnya diingikan oleh Sang Pencipta atas dirinya.

Miris memang dan itu sudah menjadi sebuah kenyataan yang terjadi pada kehidupan dari setiap insan yang namanya disebut sebagai manusia.


By: Zimran A.E.

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...