Minggu, 09 Maret 2025

SEBUAH SOLUSI MENGENAI #KABUR AJA DULU

 SOLUSI DARI #KABUR SAJA DULU

Semua manusia sangat berharap hidupnya berada dalam kondisi yang selamat dan sejahtera, betul apa benar?...

Ada gak manusia yang gak mau kehidupannya selamat sejahtera?Gak ada ya.

Binatang saja menginginkan hidupnya demikian, apalagi manusia yang memiliki kecerdasan berpikir.

Yang kedua ada gak manusia berani menjamin hidupnya pasti selamat dan sejahtera dari sekarang sampai yang akan datang?. Gak ada ya.

Selamat itu adalah berada dalam kondisi yang aman, tenang, dan damai. Fokusnya kepada batiniah atau spiritual. Ada pada kekuatan pikiran.

Sejahtera itu adalah berada dalam kondisi tercukupinya semua kebutuhan pangan, papan dan sandang. Fokusnya ke lahiriah atau biologis. Ada pada kekuatan usaha yang di dikelola.

Keselamatan itu bisa cepat diperoleh, namun tidak semudah yang dibayangkan karena dia butuh keseimbangan. Harus ada gaiden atau petunjuk yang menuntunnya ke arah itu.

Sementara kesejahteraan juga butuh sistem yang mendukung untuk dapat cepat meraihnya. Sebab, jika tidak ada sistem yang menunjang maka akan sangat lama dan harus berdarah-darah untuk meraihnya.

Mayoritas anak bangsa ini latar belakang keyakinannya adalah agama Islam, dan memiliki harapan pada setiap ritual sholat yang mereka lakukan. "Ihdinashshirotol mustaqiim" itulah do'a dan harapan yang setiap saat dipanjatkan. Pertanyaannya, apakah mereka sudah mendapatkan jawaban atas permohonan tersebut?.

Bukankah literasi yang dijelaskan diatas memberikan informasi tentang permohonan ini?. Keselamatan dan kesejahteraan adalah esensi dari do'a dan harapan mereka. Tetapi, sudahkah mereka mendapatkannya?. Mengapa mereka lebih memilih "#kabur saja dulu" sebagai jawabannya?.

Kesimpulan:
Nabi Muhammad adalah pribadi yang memiliki kecukupan dalam materi dunia. Namun kenapa dia pergi meninggalkan bangsanya?. Apakah karena ingin mencari kelebihan dari kesenangan materi yang ada?, atau ada alasan lain yang lebih mendasar sebagai penyebabnya?.

Dimensi manusia bukan hanya melulu mengurusi biologis atau darah daging semata. Ada yang lebih utama dan harus diperjuangkannya, yakni kenikmatan spiritual. Itulah yang sedari awal dicari dan diupayakan oleh Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Harta dan jiwa dikorbankannya demi menjemput kehidupan yang “Selamat dan Sejahtera”.

 

Penulis:

Michael Zahid Aditiya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...