Kamis, 16 Mei 2024

Muhammad Tidaklah Membawa Agama atau Ajaran Baru












Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku telah membimbingku ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan dia (Ibrahim) tidaklah termasuk orang-orang musyrik.” (QS.6:161)

Bila kita pelajari dan mau jujur untuk memahaminya, bahwa Rasul Muhammad hanya meneruskan sekaligus meluruskan kembali apa yang dahulu telah di upayakan/diperjuangkan dan diyakini oleh para pendahulunya yang bersumber pada Nabi Ibrahim, sebagai sebuah cita-cita dan semangat yang luhur tanpa di sisipi sebuah kepentingan(keinginan) pribadinya, ketika pada saat itu beliau juga melihatnya sebagai sebuah bacaan dari zaman, yang telah tertulis pada kitab-kitab sebelumnya akan hal hal yang menjadi alasan atau syarat di negeri Arab pada waktu itu untuk merubah kebiasaan yang salah atau tidak tepat, dan dimasa itupun bangsa-bangsa diluar arabpun juga sudah tidak lagi berpegang pada garis-garis dan landasan kebenaran yang ada didalam kitab pada masa itu.

Ketika mencari dan pada ahirnya menerima wahyu pertamanya di gua Hira(QS.96:1), beliau disuruh mengenali/ memahami Sang Pencipta (Tuhan Semesta Alam) berupa Karakter(kebiasaan) Nya yang diawali dengan memahami Kitab Suci-Nya, hingga lahirlah cerminan wujud dari Tuhan didalam kehidupan peradaban di kala itu, dan disanalah kisah kenabian beliau dimulai, sebuah perjalanan Ketuhanan yang telah hadir kembali, sekaligus ditandai dengan diutusnya seorang Rasul yang akan menjelaskan isi kitab yang dimasa itu, yang belum dipahami secara benar(QS.62:2), dengan diutus dan diperankan oleh Seorang anak manusia yang telah dipilih langsung oleh-Nya sebagai seorang utusan, begitupun dengan kisah-kisah utusan sebelumnya yang juga telah menerima yang telah diwariskan  berupa kitab Suci melalui umat-umat sebelumnya dan yang sejaman dan meyakininya, yang diperuntukkan bagi siapasaja mereka generasi-generasi umat selanjutnya yang juga meyakininya dan mau menjadikan Kitab sebagai petunjuk jalan kehidupan yang benar.

Nabi Muhammad adalah seorang utusan Allah yang diutus untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia. Namun, penting untuk dicatat bahwa Nabi Muhammad tidak membawa ajaran yang benar-benar baru, melainkan merupakan kelanjutan dari ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh para nabi sebelumnya. Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad adalah penerus dari ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Ajaran-ajaran yang ada dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, juga sejalan dengan ajaran-ajaran yang ada dalam kitab-kitab suci agama-agama sebelumnya. Salah satu contoh dari kelanjutan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah konsep tauhid, yaitu ketaatan kepada Allah melalui Aturan sebagai wujud satu-satunya Tuhan yang harus diabdi.

Konsep tauhid ini tidaklah baru, karena telah diajarkan oleh nabi-nabi sebelumnya dalam padangan agama-agama samawi, seperti Nabi Ibrahim, misalnya, telah mengajarkan konsep tauhid kepada umatnya dan menolak pengabdian selain kepada Tuhan YME, selain itu, ajaran-ajaran moral dan etika yang disampaikan oleh Nabi Muhammad juga tidaklah baru. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan belas kasihan telah diajarkan oleh para nabi sebelumnya. Nabi Muhammad hanya mengembalikan sekaligus mengingatkan umat manusia dizamannya akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai tersebut didalam kehidupan sehari-hari.

Hal yang perlu ditekankan adalah bahwa Nabi Muhammad bukanlah pencipta ajaran baru, melainkan penyampai wahyu Allah yang membenarkan dan menguatkan kembali ajaran-ajaran yang telah ada sebelumnya. Beliau adalah nabi yang ditugaskan untuk mengingatkan umat manusia tentang kebenaran dan mengajak mereka untuk kembali kepada jalan yang lurus(benar), dalam konteks ini, penting bagi umat Islam untuk memahami bahwa ajaran Islam adalah kelanjutan atau sebuah estafeta dari ajaran-ajaran yang telah ada sebelumnya. Menghormati para nabi sebelum Nabi Muhammad dan mengakui kontribusi mereka adalah bagian integral dari keyakinan Islam.

Dengan demikian, Nabi Muhammad tidak membawa ajaran yang benar-benar baru, melainkan merupakan penyebar ajaran yang telah diajarkan oleh para nabi sebelumnya. Beliau adalah penerus dan bembenarkan ajaran-ajaran yang telah ada sebelumnya, dengan sebuah tugas untuk kembali mengingatkan umat manusia tentang  sebuah kebenaran dan mengajak mereka untuk hidup sesuai dengan petunjuk ajaran didalam kitab-kitab Allah(Tuhan YME).

 

Afatar 7680

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...