Istilah akan datangnya Sang Mediator Tu(h)an Semesta Alam itu masih sangatlah asing terdengar ditelinga khalayak ramai dari kalangan masyarakat umum, karena pada dasarnya telah banyak dari setiap masyarakat itu sudah menutup mengenai sebuah berita atau kabar tentang akan hadir dan datangnya seorang Rasul atau Pembawa Risallah Sang Pencipta pada setiap zamannya, karena dogma kebanyakan diantara mereka telah menganggap bahwa sudah tidak ada lagi seorang utusan (nabi) setelah Muhammad saw ( karena telah diyakini sebagai khataman nabiyin ), padahal sangatlah jelas, kalau kita mau berproses dan berpikir, merenung serta mengkaji dari sebuah isi petunjuk yang ada didalam kitab suci-NYA, bahwa banyak dari ayat-ayat-NYA mengisyatkan bahwa sesuatu itu tidak ada yang abadi alias fana, semuanya diberikan waktu untuk mendapatkan sebuah kesempatan yabg dikatakan sebagai silih berganti seperti halnya peradaban, ada hidup dan mati, ada siang dan malam, ada hak dan batil. ( Qs an nahl 16/36).
Sebenarnya mudah saja untuk dapat dipahami semua itu hanya dengan berfikir
jernihlah semua itu akan terjawab mengapa ada Nuh, ada Ibrahim, mengapa ada
musa ada Isa al masih, padahal semua para Pembawa Risallah itu tugas dan
fungsinya adalah sama, yaitu meninggikan Kalimatillah untuk mentauhidkan
ALLAH sebagai sebuah aturan Hidup, untuk dibumikan kepada seluruh umatnya dalam
tujuan agar supaya seluruh umat itu tidak salah jalan dalam meniti kehidupan
shiratal mustaqiem yang pastinya akan mendamai dan sejahtera kehidupannya yang
juga sejatinya banyak dicari dan dicita-citakan seluruh dari setiap yang
namanya manusia. (Qs al jum'ah 62/2).
Tercatat sudah sekitar seribu empat ratus tahun yang lalu, seharusnya doktrin
itu sudah lenyap, karena pada saat itu sejarah kejayaan muhammad saw sudah
runtuh pada abad 1324 m dengan datangnya bala tentara Raja Zhengis Khan dari
mongolia dan telah berhasil menghancurkan sekaligus meruntuhkan kekhilafahan
Raja Abasyinia muktasinbillah, itu merupakan sebuah pertanda bahwa peradaban langit ( Nur ) itu sudah
hancur dan akan berganti menjadi peradaban bumi cara berfikir dengan
mengedepankan sudut pandang dan ide menurut keinginan dan kehendak penciptanya (Zhulumat).
By: ZIMRAN A E .