By: ZIMRAN A E.
Bangsa Indonesia
beraneka-ragam yang kaya akan kreasi dari hasil kerajinan hingga tingginya nilai
dari budaya luhurnya sendiri, semua itu terlihat/tergambar pada dinamika
kehidupan bermasyarakat yang masih dipegang dan dijalankan pada tiap suku-suku
yang ada daidalamnya.
Kepulauan sebagai ciri khas dari bangsa
Indonersia yang tersebar dan menyatu seluruhnya dibawah naungan ibu pertiwi, karena bangsa Indonesia yang
besar ini terdiri dari beberapa pulau-pulau, sehingga tiap suku-suku mempunyai
ciri dan khas dari kebudayaan mereka masing-masing yang berbeda-beda, maka dalam
tata cara hidup bermasyarakatnya pun berbeda, bukan hanya dalam hal budaya dan
adat istiadat saja, juga kebiasaan dalam hal mengolah bahan makanan keseharianpun,
dalam tata cara perkawinan, logat dan gaya bicara serta bahasa dan juga masih
banyak lagi hal lainya yang tidak mungkin dapat dijelaskan satu persatu didalam
tulisan ini.
Lalu bagaimanakah dengan masyarakat yang
ada di ibukota? bukankah kita semua sama bahwa kita juga adalah bagian dari
masyarakat bangsa Indonesia itu sendiri, namun mengapa di ibukota banyak
masayarakat pada umumnya justru seperti
kehilangan akan jati dirinya, semua itu tergambar dan terlihat jelas, karena begitu
mudahnya terombang-ambing oleh kebudayaan import yang datangnya dari luar negeri
ini, baik dari budaya, makanannya, hukumnya dan sistem(ideologi) pun kita tidak
lagi berpegang pada ideologi negeri ini yaitu Pancasila, justru dapat dikatakan
kita mencomot(mengambil sebagian dari barat/liberalisme ( Amerika
serikat,Inggris,Prancis,Belanda) maupun paham dari timur /kapitalisme
(Rusia,Tiongkok,korea).( Qs al Baqarah 2/177 )
Sehingga, cita-cita yang telah menjadi
dasar berdirinya negeri ini menjadi bias yang ditandai dari tingkat kesenjangan
sosial dan banyaknya konflik perpecahan
akan mudah terjadi, baik dari antar suku dan sesamanya, semua itu sudah
terbukti dan tergambar disegala lini dengan ada tersiarnya kabar berita tentang
segala kondisi peristiwa yang terjadi dimasyarakat Indonesia, dari timbulnya
segala pra kondisi dan pristiwa yang terjadi jelas itu mengisyarakatkan bahwa
bangsa Indonesia telah terindikasi wabah penyakit yang namanya krisis
kepemimpinan. Ternyata bukan
saja hanya pada masalah kepemimpinan saja dalam hal krisis kepercayaan, baik
dalam hal spritual keagamaannya pun juga dan semua itu sangat mempengaruhi terjadinya segala
sengketa peristiwa dan perpecahan yang
mungkin akan semakin melebar apabila kita tidak mau meyadarinya.
Lalu langkah-langkah konkrit apa
yang harus diambil oleh kita selaku bagian dari anak-anak bangsa dinegeri ini,
agar segala permasalah itu dapat segera terbenahi/teratasi? Bila bukan dengan
cara Bergandengan tangan dan bahu membahu, selaku Masyarakat bangsa Indonesia untuk
dapat duduk bersama dalam merumuskan sebuah pemikiran yang bertujuan untu menyatukan,
dalam sebuah wadah untuk bermusyawarah dan bermupakat serta berdialog dengan
menggunakan akal sebagai modal utama dalam menemuka solusi dan jalan keluar
yang baik atas segala persoalan-persoalan yang ada dibangsa ini, maka Atas dasar
dari sila ke-1. Ketuhanan YME, sudah saatnya yang kita yang berani dengan mengatasnamakan
anak-anak bangsa Indonesia sekali lagi marilah kita kembali bersatu kepada niat
yang suci dan luhur agar tercipta sebuah kerukunan dalam hal keyakinan akan
berubahnya kondisi dari dari bangsa yang tidak memiliki sebuah tujuan yang
jelas, menjadi sebuah perwujudan kehidupan yang saling mendamaikan hingga
sampai kepada terciptanya Kesejahtera. ( Qs ali'imran 3/159 ).
By: ZIMRAN A E.