Al-Quran sebagai Hadist
Perkataan Terbaik
Allah
berkata-kata dalam bahasa Al-Quran yang sangat indah. Perkataan dalam bahasa
Arab diartikan dengan hadist. Perkataan paling baik dan sempurna adalah
perkataan Allah atau Al-Quran. Perkataan paling buruk adalah perkataan manusia
yang ingin memadamkan cahaya Allah. Di dunia ini ada dua perkataan atau dua
model hadist, yaitu hadist Allah dan hadist manusia. Hadist atau perkataan yang
harus diikuti oleh manusia beriman adalah hadist dari Allah Tuan Semesta Alam
yang dituangkan dalam ayat-ayat di dalam mushaf Al-Quran. Pernyataan bahwa
hadist terbaik adalah hadist Allah dinyatakan dalam Al-Quran dibawah ini.
Allah telah menurunkan perkataan yang
paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya,
kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah
petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk
baginya. (QS. Az-Zumar (39): 23)
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat,
yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar
perkataan (nya) daripada Allah. (QS. An-Nisaa (4): 87)
Allah
menggaransi dan menjamin bahwa perkataan (hadist) paling baik benar adalah
perkataan atau pernyataan dari Allah. Hadist Allah bertujuan untuk memberi
petunjuk jalan kebenaran kepada manusia, sementara hadist atau perkataan
manusia ingin menyesatkan manusia. Manusia pada hari ini dihadapkan oleh dua
pilihan, yakni mengikuti hadist Allah atau hadist-hadist buatan manusia. Hadist
Allah bersifat asli dan tidak terbantahkan secara ilmiah, sementara hadist
manusia bersifat kepalsuan dan mudah ditumbangkan oleh teori manusia lainnya.
Informasi bahwa hadist manusia ini bertujuan untuk menyesatkan manusia kepada
jalan kebinasaan dinyatakan dalam firman Allah berikut ini.
Dan di antara manusia (ada) orang yang
mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari
jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan.
Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Lukman (31): 6)
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya
meskipun orang-orang kafir benci. (QS. Ash-Shaff (61): 8)
Al-Quran sebagai Tafsir
Penjelasan Terbaik
Al-Quran memiliki keajaiban bisa
menafsirkan dirinya sendiri. Tiap-tiap ayat Al-Quran berhubungan atau kohenren
dengan ayat lain di dalam surat lainnya. Satu ayat dengan ayat lainnya saling
menjelaskan atau manafsirkan dirinya sendiri (ayatin mubayinatin). Al-Quran
tidak membutuhkan penafsiran atau interpretasi manusia yang akan berujung pada
perdebatan dan perpecahan umat manusia. Al-Quran sudah menyatakan bahwa
ayat-ayat didalamnya merupakan penjelasan atau tafsir terbaik antar sesamanya,
sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah berikut ini.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan
ayat-ayat yang menjelaskan. Dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus. (An-Nur (24): 46)
Berkatalah orang-orang yang kafir:
"Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun
saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami
membacakannya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang kafir itu
datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan
kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (QS. Al-Furqan
(25): 32-33).
Kebanyakan
manusia terjebak pada tafsir dari sekelompok atau golongan manusia sehingga
menciptakan bias dan kemajemukan pemahaman terhadap hakikat suatu ayat. Jika
ayat ditafsirkan tidak kontekstual maka akan berakibat pada suatu penjelasan
yang kabur dan tidak memiliki nilai petunjuk atau pelajaran. Oleh sebab itu,
tafsir yang benar adalah tafir dari ayat-ayat di dalam Al-Quran itu sendiri.
Setiap ayat bisa menjelaskan atau menafsirkan dengan ayat yang lainnya. Itulah
salah satu bentuk “mukjizat” dari Al-Quran.
By: Michael Zahid Aditiya