Minggu, 16 Februari 2025

Ayat Mutasybihat Yang Di Tafsirkan Muhkamat

 

Ayat Mutasybihat Yang Di Tafsirkan Muhkamat

Kesalahan besar para mufassirin (para penerjemah) adalah memahami ayat mutasybihat secara muhkamat. Bagaimana mungkin ketika Al-Qur'an bercerita pohon kemudian dimaknai dengan pohon yang sebenarnya, Apa tujuan Allah menyampaikan pesan dengan bahasa perumpamaan, jika fokusnya adalah barang yang aslinya?, tanpa ada pelajaran dibalik cerita yang dikisahkan tersebut.

Bukankah penduduk Badui yang tinggal di pedalaman dan jauh dari keramaian, sudah memiliki kepandaian alamiah tanpa bimbingan Al-Qur'an?. Bukankah pohon dapat tumbuh dengan subur, tanpa gangguan keserakahan manusia?. Lalu pesan apa yang bisa di ambil jika ayatnya ditafsirkan secara tekstual?.

Ayat mutasybihat mengandung banyak bahasa simbolik. Dalam literasi, bahasa simbolik digunakan untuk menyederhanakan sesuatu yang membutuhkan penjelasan luas dan panjang, agar mudah dipahami oleh si pembaca. Ayat ini membimbing Nabi Muhammad Rasulullah dan para pengikutnya di awal perjalanan. Keyakinannya semakin kokoh karena cerita didalamnya mengisahkan sejarah peradaban masa lalu dan akan datang.

Kisah bangsa-bangsa besar diceritakan dengan simbol tentara gajah, kepala dari emas, dada perak, perut dari perunggu, dan kaki dari campuran tanah liat dan besi. Pertanyaan, bagaimana menceritakan kisah ini dimasa kini?.

Cerita bangsa-bangsa besar ini, dibinasakan berulang-ulang pada setiap zaman. Di era Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan giliran berikutnya diberikan kuasa atas mereka. Di awal perjuangan kemenangan itu bersifat janji yang akan datang, dan itu terjadi setelah proses perjalanan yang dilakukan.

Belum lagi cerita Nabi Isa yang dikisahkan memiliki kemampuan mukjizatiah, menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta, tuli, dan lumpuh, serta menyembuhkan orang yang menderita kusta. Ketika cerita ini dibahasakan dengan apa adanya, lalu nilai apa yang bisa di ambil sebagai pelajaran?. Dan kenapa Nabi Isa dan pengikutnya di musuhi dan diperangi oleh penguasa kala itu (Herodes), jika pekerjaannya seperti ini?

Kesimpulan, sebagai bahan renungan untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas. Mari kita buka firman Tuhan dalam surat Al-Hajj (22) ayat: 46, di bawah ini:

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, sehingga hati mereka menjadi sensitif atau telinga mereka menjadi mendengar? Karena sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi pikiran yang di dalam qolbu itulah yang buta."

Firman ini mengajarkan bahwa, segala sesuatu yang nampak oleh mata telanjang bukanlah bacaan yang bisa di ambil sebagai pelajaran. Karena ada nilai yang terkandung didalamnya dan harus digali lebih dalam. Hanya orang-orang yang memiliki keluasan dan kelapangan berpikirlah yang akan mendapatkan.

Penulis:

Michael Zahid Aditya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...