Insiden pembakaran Al-Qur'an yang baru-baru ini viral
terjadi di beberapa negara, terutama di Eropa. Salah satu insiden paling
mencolok adalah di Swedia, di mana seorang individu, yang bernama Rasmus
Paludan, seorang politisi asal Denmark yang dikenal dengan pandangan
anti-Islam, membakar Al-Qur'an pada Juli 2023. Tindakan ini menimbulkan reaksi
keras dari banyak negara Muslim dan umat Islam di seluruh dunia.
Tindakan tersebut juga mendapatkan perhatian internasional
karena menimbulkan ketegangan diplomatik antara negara-negara yang memiliki
populasi Muslim besar dan pemerintah Swedia. Pembakaran Al-Qur'an ini dipandang
sebagai bentuk provokasi yang melukai perasaan umat Islam. Namun, pihak
berwenang di Swedia menyatakan bahwa tindakan tersebut dilindungi oleh
kebebasan berpendapat dan ekspresi.
Berita hangat yang terjadi juga berasal dari Swedia, dan
dengan kasus yang sama yakni Salwan
Momika, seorang pria asal Irak yang juga dikenal karena aksinya yang membakar
Al-Qur'an di Swedia, dilaporkan telah meninggal setelah ditembak mati pada
2025. Berita mengenai kematiannya datang setelah ia menjadi sangat terkenal
karena tindakannya yang memicu kemarahan di kalangan umat Islam.
Terlepas dari polemik yang terjadi, ada pelajaran yang bisa
di ambil dari kasus ini. Apa kesalahan Kitab Suci sehingga dia diperlakukan
seperti ini?, Bukankah Muhammad Rasulullah sudah menjadi teladan akan kebenaran
dari Kitab Suci?. Adakah kerusakan yang dilakukannya, ketika berjalan dengan bimbingan
Kitab Suci?
Sejumlah pertanyaan di atas, mengajak kita untuk berpikir
jernih. Masihkah kita teringat, bahwa Muhammad Rasulullah dipilih sebagai tokoh
paling berpengaruh dalam sejarah dunia oleh Michael Hart?, seorang penulis dan
ilmuwan, dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in
History.
Muhammad menjadi yang paling berpengaruh merupakan pilihan
yang penuh pertimbangan. Menurut Hart, meskipun banyak tokoh besar dalam
sejarah, Muhammad membawa pengaruh yang sangat luas dan mendalam dalam berbagai
aspek kehidupan manusia, mulai dari agama, hukum, hingga peradaban.
Jadi, apa yang di kepala seorang Rasmus Paludan dan Salwan
Momika, sehingga dia bisa melakukan hal yang tidak terpuji terhadap Kitab
Suci?.
Pertanyaan ini menjadi menarik untuk kita diskusikan, agar
tidak ada pemahaman sempit dikalangan umat beragama ataupun yang mengaku tidak
beragama.
Penulis:
Michael
Zahid Aditya