Sabtu, 22 Maret 2025

Dapatkah Sistem Yang Buruk dan Kotor Memperbaiki?

Dapatkah Sistem Yang Buruk dan Kotor Memperbaiki?


Hari ini, setidaknya ada dua kekuasaan dan kekuatan besar yang saling berebut untuk menguasai sumber-sumber daya kehidupan yang ada di muka bumi. Persaingan keduanya melahirkan negara-negara bangsa kelas tiga yang menjadi objek dan boneka dari negara superpower (adikuasa) Barat dan Timur (reinkarnasi Romawi-Persia). Saat ini, Blok Barat diwakili oleh Amerika Serikat dengan sistem kapitalis-liberalis dan Blok Timur diwakili oleh Rusia dan Cina dengan sistem sosialis-komunis. Dengan demikian, dunia zaman ini terpecah menjadi dua kotak besar (Blok Barat dan Blok Timur) dengan sistemnya masing-masing. Suatu kondisi politik dunia yang sudah terjadi sejak zaman Adam.

Salah satu fungsi dan wahyu Allah adalah menjadi "nur" (cahaya penerang) bagi orang beriman. Untuk itu, kitab Al-Quran seharusnya menjadi kitab petunjuk sekaligus cahaya penerang bagi ummat Islam, termasuk dalam cara penegakan syariat Alah di muka bumi. Bahasa wahyu adalah bahasa nilai, sehingga ayat-ayat (firman Allah) selalu mengandung nilai-nilai khusus di balik kata-kata yang tersurat. Makna hakiki inilah yang sulit dipahami oleh manusia kebanyakan, karena hanya diberi paham kepada mereka yang memliki kesadaran spiritual yang suci dan dengan memaksimalkan tiga sarana dasar yang dimilikinya. Para Nabi dan Rasul Allah adalah orang-orang yang bisa memahami pesan-pesan tersirat dari ayat-ayat Allah yang tersurat, termasuk dalam “membaca" alam sosial manusia. Di tangan Rasul Allah dan orang-orang beriman, Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk hidup dan menjadi penerang jalan di alam kegelapan.

Allah mencipta alam semesta di atas prinsip kesetimbangan dan kesepasangan, sehingga segala sesuatu memiliki ukuran dan pasangannya masing-masing. Secara alamiah, Dia mencipta langit dan bumi, malam dan siang, gelap dan terang, mati dan hidup, sebagai suatu kesepasangan Ketika matahari (sumber cahaya) terbenam, maka bumi akan mengalami kegelapan dan saat matahari (fajar) terbit, maka bumi akan terang kembali. Dalam dunia sosial manusia, ada kalanya manusia hidup pada zaman kegelapan dan ada kalanya manusia hidup pada zaman terang. Inilah dunia nilai dari kehidupan manusia yang dalam bahasa wahyu disebut “malam dan siang” (layl dan nahar), salah dan benar (batil dan haq): gelap dan terang (zulummat dan nur), atau kutuk dan berkat (ghadhab dan ni'mat).

Manusia dalam hidupnya sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Perubahan kondisi alam (cuaca: musim, misalnya) akan mempengaruhi dan mengubah perilaku manusia. Dalam kondisi malam, maka secara alamiah tubuh manusia meminta untuk beristirahat menanti fajar, dan pada siang hari (kondisi terang) menuntut manusia untuk bekerja mencari penghidupan lahir dan batin. Kondisi gelap dan terang (malam dan siang) ini terus berlangsung secara silih berganti dan tidak akan pernah berubah. Inilah wujud dan Tradisi Allah, Tuhan Semesta Alam (sunnatullah) pada kehidupan alam semesta Tidak bisa dibayangkan, jika kehidupan ini malam selamanya atau siang selamanya, maka kehidupan ini pasti akan binasa. Coba perhatikan Al-Qur'an surat Al-Qashash (28) ayat 71-73 berikut ini:

71. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Ilah (tuan) selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?

72. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Ilah (tuan) selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

Dalam ayat di atas, secara fitrawi (alamiah), Allah sudah menciptakan kondisi malam sebagai masa bagi manusia untuk beristirahat dan kondisi siang sebagai masa bagi manusia untuk mencari karunia-Nya, bukan sebaliknya. Tapi, silih bergantinya antara malam dan siang adalah suatu kepastian yang tidak dapat berubah.

Pada alam sosial politik manusia, juga berlangsung hukum kehidupan yang sama seperti pada alam. Di kehidupan ini, hanya ada dua model kehidupan manusia, yakni model kehidupan batil yang dikuasai oleh Kerajaan Bangsa-Bangsa kafir musyrik (kekuasaan manusia) dan kehidupan haq yang dikuasai oleh Kerajaan Allah (kekuasaan Allah atau kekuasaan Wakil Allah: Khilafah). Saat Kerajaan Bangsa-bangsa yang berkuasa di dunia, maka hukum yang dipergunakan adalah hukum bangsa-bangsa (hukum manusia). Pada kondisi seperti ini, maka manusia disebut oleh Allah sedang berada dalam kondisi jahannam, manusia berada dalam kuasa kegelapan, tirani yang kafir dan zalim. Inilah yang disebut oleh wahyu dengan kondisi malam (layl; zhulummat).

Sebaliknya, saat Kerajaan Allah (Khilafah Allah) yang berkuasa di dunia, maka hukum yang dipergunakan adalah hukum Allah. Pada kondisi seperti ini, maka ummat manusia sedang berada dalam kondisi jannah (ni'mat), manusia berada dalam Kuasa Terang: Penguasa yang selalu melayani rakyatnya dengan Kasih Allah. Inilah yang disebut oleh wahyu dengan kondisi siang (nahar, nur).

Jadi kesimpulannya, dapatkah sistem yang buruk dan kotor memperbaiki, meskipun para penegaknya diganti?..., silahkan saudara merenung untuk mendapatkan jawaban yang sejati.

By:

Michael Zahid Aditya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...