Dapatkah Sistem Yang Buruk dan Kotor Memperbaiki?
Hari ini, setidaknya ada dua kekuasaan dan kekuatan besar yang saling berebut untuk menguasai sumber-sumber daya kehidupan yang ada di muka bumi. Persaingan keduanya melahirkan negara-negara bangsa kelas tiga yang menjadi objek dan boneka dari negara superpower (adikuasa) Barat dan Timur (reinkarnasi Romawi-Persia). Saat ini, Blok Barat diwakili oleh Amerika Serikat dengan sistem kapitalis-liberalis dan Blok Timur diwakili oleh Rusia dan Cina dengan sistem sosialis-komunis. Dengan demikian, dunia zaman ini terpecah menjadi dua kotak besar (Blok Barat dan Blok Timur) dengan sistemnya masing-masing. Suatu kondisi politik dunia yang sudah terjadi sejak zaman Adam.
Salah satu fungsi
dan wahyu Allah adalah menjadi "nur"
(cahaya penerang) bagi orang beriman.
Untuk itu, kitab Al-Quran seharusnya menjadi kitab
petunjuk sekaligus cahaya penerang bagi ummat Islam, termasuk dalam cara
penegakan syariat Alah di muka bumi. Bahasa wahyu adalah bahasa nilai, sehingga
ayat-ayat (firman Allah) selalu mengandung nilai-nilai khusus di balik
kata-kata yang tersurat. Makna hakiki inilah yang sulit dipahami oleh manusia
kebanyakan, karena hanya diberi paham kepada mereka yang memliki kesadaran
spiritual yang suci dan dengan memaksimalkan tiga sarana dasar yang
dimilikinya. Para Nabi dan Rasul Allah adalah orang-orang yang bisa memahami
pesan-pesan tersirat dari ayat-ayat Allah yang tersurat, termasuk dalam
“membaca" alam sosial manusia. Di tangan Rasul Allah dan orang-orang
beriman, Al-Quran berfungsi sebagai petunjuk hidup dan menjadi penerang jalan
di alam kegelapan.
Allah mencipta alam
semesta di atas prinsip kesetimbangan dan kesepasangan, sehingga
segala sesuatu memiliki ukuran dan pasangannya masing-masing.
Secara alamiah, Dia mencipta langit dan
bumi, malam dan siang, gelap dan
terang, mati dan hidup, sebagai suatu kesepasangan Ketika matahari (sumber
cahaya) terbenam, maka bumi akan mengalami kegelapan dan saat matahari (fajar)
terbit, maka bumi akan terang kembali. Dalam dunia sosial manusia, ada kalanya
manusia hidup pada zaman kegelapan dan ada kalanya manusia hidup pada zaman
terang. Inilah dunia nilai dari kehidupan manusia yang dalam bahasa wahyu
disebut “malam dan siang” (layl dan nahar), salah dan benar (batil dan haq):
gelap dan terang (zulummat dan nur), atau kutuk dan berkat (ghadhab dan
ni'mat).
Manusia dalam
hidupnya sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Perubahan
kondisi alam (cuaca: musim, misalnya)
akan mempengaruhi dan mengubah perilaku manusia.
Dalam kondisi malam, maka secara alamiah tubuh
manusia meminta untuk beristirahat menanti fajar, dan pada siang
hari (kondisi terang) menuntut manusia untuk bekerja mencari penghidupan lahir
dan batin. Kondisi gelap dan terang (malam dan siang) ini terus berlangsung
secara silih berganti dan tidak akan pernah berubah. Inilah wujud dan Tradisi
Allah, Tuhan Semesta Alam (sunnatullah) pada kehidupan alam semesta Tidak bisa
dibayangkan, jika kehidupan ini malam selamanya atau siang selamanya, maka
kehidupan ini pasti akan binasa. Coba perhatikan Al-Qur'an surat Al-Qashash
(28) ayat 71-73 berikut ini:
71. Katakanlah:
"Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam terus menerus
sampai hari kiamat, siapakah Ilah (tuan) selain Allah yang akan mendatangkan
sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?
72.
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku,
jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari
kiamat, siapakah Ilah (tuan)
selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu
beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
73.
Dan karena rahmat-Nya, Dia
jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat
pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
Dalam ayat di atas, secara fitrawi
(alamiah), Allah sudah menciptakan kondisi malam sebagai masa bagi manusia
untuk beristirahat dan kondisi siang sebagai masa bagi manusia untuk mencari
karunia-Nya, bukan sebaliknya. Tapi, silih bergantinya antara malam dan siang
adalah suatu kepastian yang tidak dapat berubah.
Pada alam sosial
politik manusia, juga berlangsung hukum
kehidupan yang sama seperti pada alam. Di kehidupan ini,
hanya ada dua model kehidupan manusia, yakni
model kehidupan batil yang dikuasai oleh Kerajaan Bangsa-Bangsa
kafir musyrik (kekuasaan manusia) dan kehidupan haq yang dikuasai oleh Kerajaan
Allah (kekuasaan Allah atau kekuasaan Wakil Allah: Khilafah). Saat Kerajaan
Bangsa-bangsa yang berkuasa di dunia, maka hukum yang dipergunakan adalah hukum
bangsa-bangsa (hukum manusia). Pada kondisi seperti ini, maka manusia disebut
oleh Allah sedang berada dalam kondisi jahannam, manusia berada dalam kuasa
kegelapan, tirani yang kafir dan zalim. Inilah yang disebut oleh wahyu dengan
kondisi malam (layl; zhulummat).
Sebaliknya,
saat Kerajaan Allah (Khilafah Allah) yang berkuasa di dunia, maka hukum yang
dipergunakan adalah hukum Allah. Pada kondisi seperti ini, maka ummat manusia
sedang berada dalam kondisi jannah (ni'mat), manusia berada dalam Kuasa Terang:
Penguasa yang selalu melayani rakyatnya dengan Kasih Allah. Inilah yang disebut
oleh wahyu dengan kondisi siang (nahar, nur).
Jadi kesimpulannya, dapatkah
sistem yang buruk dan kotor memperbaiki, meskipun
para penegaknya diganti?..., silahkan
saudara merenung untuk mendapatkan jawaban yang sejati.
By:
Michael
Zahid Aditya