Berbicara Al Qur'an Surah yang ke 79 yaitu pada surah An Nazi'at sesungguhnya dalam hal menceritakan permasalahan atau peristiwa tentang runtuhnya sebuah kekuasaan lama dengan munculnya sebuah peradaban atau kekuasaan baru (Qs Ali'Imran 3/26) Salah satu fakta sejarah dalam ayat tersebut sesungguhnya semua tertuang dalam sebuah kisah perjalanan peradaban Bani Israel,anak-anak Yaqub.Tu(h)an Semesta Alam menganugerahkan kepada mereka kekuasaan melalui tangan Musa dan mencabutnya kembali melalui kekuasaan Raja Nabukadnezar, terus tangan kanan-Nya menanugerahkan kembali kekuasaan kepada Isa Al Masih atau biasa disebut dengan Yesus dan selanjutnya mencabutnya kembali melalui Kekaisaran Romawi karena semua merupakan rancangan pasti Allah yang pasti terjadi.
Mengetahui segala sunnatullah dan sunnah Rasul dalam rangkaian atau peristiwa sejarah peradaban umat manusia itu sangatlah penting. Dalam hal seorang utusan Tu(h)an Semesta Alam merupakan, sebagai bukti atau aktor bisa juga pelaku dari segala qadha Allah, maka Dia sendiri yang mengajarkan tentang sunnah-Nya di masa lampau dalam melaksanakan tugas rencana-rencana-Nya kedepan. Demikian halnya tangan- tangan kiri Allah, Dia juga yang mengizinkan Nabukadnezar mencabut kekuasaan dari Bani Israil. Dalam bahasa Al Qur'an (wahyu) Nabukadnezar merupakan cemeti Allah itu tertuang di Al Qur'an dalam surah Al Isra', surah ke 17 ayat ke 5.
Istilah Kami bangkitkan kepadamu hamba-hamba Kami itu memiliki arti bahwa seluruh makhluk adalah hamba, jadi mu'min dan kafir itu seperti ibarat mu'min itu tangan kanan Allah, sedangkan kafir itu tangan kiri Allah. Dalam satu konteks sesuatu yang direnggut/cabut dari arti Nazi'at
bukanlah mencabut/merenggut nyawa manusia yang menyebabkan mati fisik/
biologis, melainkan kematian kesadaran qalbu. Yang akan tetapi , dalam
pengertian dan konteks sejarah peradaban, kata An Nazi'at bermakna
"Perenggut kekuasaan". Dianugerahkan atau dicabutnya sebuah kekuasaan
oleh Allah kepada suatu ummat, dibaratkan hidup dan matinya suatu ummat
tersebut. Dan didalam bahasa hikmah, bangsa yang tertindas (terjajah) adalah
bangsa yang mati, sedangkan bangsa yang berkuasa adalah bangsa yang hidup.
Pergiliran hidup dan matinya suatu ummat atau bangsa disepanjang sejarah peradaban dunia itu sudah seharusnya di jadikan konteks dasar sebuah makna atau arti di dalam seluruh Ayat-ayat Allah. Eksistensi dan essensi Ayat-ayat Allah itu tidak dapat dilakukan jika bersandar hanya kepada ilmu bahasa saja, perlu di ingat Al Qur'an adalah kumpulan Ayat-ayat (firman) Allah yang diterima oleh para Pembawa Risallah/Utusan Allah, dan oleh karena itu setiap usaha memahami Ayat-ayat Allah di dalamnya harus dikembalikan kepada sunnah-sunnah Rasul sebelumnya, maka perhatikanlah firman Allah dalam Al Qur'an surah Ar Rum, surah ke 30 ayat ke 9. Hancurnya sebuah kekuasaan thaghut,
atau bangsa-bangsa musyrik yang oleh Allah semua dilakukan melalui kekuatan
tentara-Nya (kaum mu'min), baik dalam sekala kecil maupun besar.
Disadur kembali oleh:
Zimbran A.E.