Senin, 16 September 2024

Hutan dan Kebun

 


Hutan merupakan sebuah hamparan dari daratan yang sangat luas dan terdiri dari beraneka ragam dan atau berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan pepohonan maupun binatangnya, Bila kita tarik garis lurus dari kehidupan pada makhluk yang namanya manusia hari inipun tidak jauh berbeda, semuanya sama, baik dari karakter maupun dalam strata sosial kehidupan dari manusia itu sendiri semua berbeda-beda, tetapi bilamana kehidupan hutan itu kita sandingkan dengan arti kata kebun (jannah), maka semua itu akan jauh berbeda, mengapa karena konotasi hutan itu cenderung jauh lebih liar sedangkan kebun ( jannah) jauh lebih tertata, sebab karena kalau kebun itu sudah pasti ada petugas yang mengurusinya, baik dari segi penyenaian, pemupukkan maupun penyiraman semuanya selalu konsisten dan terus menerus memperhatikannya sampai dengan batas waktu yang sudah ditentukan yaitu pada saat menuai hasil itu tiba (Qs Asy Syu'ara, 26/57, Fir 'aun juga punya kebun/ jannah).

Jika kita melihat dan membaca kehidupan hari ini, maka hutan tidak jauh berbeda dengan kehidupan dari sosial manusia saat ini, Dan lalu apa strategi maupun pola yang harus diambil langkahnya agar kehidupan dari manusia hari ini bisa dapat terwujud seperti kehidupan dari kebun (jannah) itu ?

Kembali kepada konsep Ad Dien Al Haq yaitu sistem hukum Sang Pencipta Ad Dien Al Islam (sistem hukum ketunduk patuhan, Qs Ali'Imran 3/83), yang semua termahtub didalam kitab suci maupun kehidupan dari Alam Semesta, semuanya terwujud dan tersaji sebagai bentuk pengajaran dan perlindungan dari Sang Pencipta (Qs Ali'Imran, 3/190-191).

Mudah saja bukan bila kita memang sudah tahu dan paham akan Ilmu-Nya, secara sistematis maka kehidupan dari manusia itu akan terwujud seperti halnya kehidupan dari sebuah kebun (jannah) yang sudah tertata rapi itu, yaitu kehidupan yang damai sejahtera (Qs Al Isra', 17/36).

Tak dapat dipungkiri memang dari orang-orang yang serius dan konsisten kepada dambaan pola hidup yang damai sejahtera itu, hanyalah dari segelintir orang saja, karena di luar itu yang banyak hidupnya hanyalah menuruti dari ego keinginannya saja. Jujurlah pada diri ini bahwa kehidupan dengan Ilmu, maka ujung prosesnya pasti hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan hidup yang dibentuk dari keinginan egonya sendiri (Qs Al A'raf, 7/3). Semuanya bertolak belakang bukan, maka gunakanlah dan fungsikanlah sarana dari modal kita miliki yaitu otak atau qalbu kita (Qs Nahl, 16/78).


                     Di Sadur Oleh :
               ZIMRAN & GAVRA.

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...