Senin, 16 September 2024

IBRAHIM/ ABRAHAM BAPAKNYA PARA NABI

 



Ibrahim (Abraham) sebagai Bapak Para Nabi memiliki peran sentral dalam tradisi keagamaan besar dunia, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Ibrahim dikenal sebagai tokoh penting yang menjadi panutan dalam hal keimanan, ketaatan kepada Allah, serta perintis jalur kenabian dari mana banyak nabi-nabi besar lainnya berasal, termasuk Musa, Isa (Yesus), dan Muhammad. Dalam kedua kitab suci, Al-Qur’an dan Alkitab, Ibrahim digambarkan sebagai Bapak para Nabi karena dari garis keturunannya lahir para nabi dan rasul yang membawa ajaran-ajaran besar bagi umat manusia.

1. Ibrahim dalam Al-Qur'an
Dalam Islam, Nabi Ibrahim adalah figur yang sangat dihormati karena keimanannya yang kokoh kepada Allah, ketaatannya yang mutlak, serta keteguhannya dalam menyebarkan tauhid (mengesakan Allah). Ia dikenal sebagai salah satu ulul azmi atau nabi-nabi dengan keteguhan yang luar biasa dalam menghadapi ujian berat. Allah menyebut Ibrahim sebagai khalilullah (sahabat Allah) karena kedekatan dan kecintaannya kepada Tuhan.

Ibrahim dalam Al-Qur'an disebutkan berulang kali dalam berbagai konteks yang menyoroti ketaatannya kepada Allah, serta peran pentingnya dalam meletakkan dasar ajaran tauhid.

1.1 Firman Allah tentang Ibrahim sebagai Bapak Para Nabi
Ibrahim dikenal sebagai bapak para nabi karena dari keturunannya lahir nabi-nabi besar yang diakui dalam tradisi Islam. Anak-anaknya, Ismail dan Ishaq, menjadi nenek moyang dari banyak nabi lainnya, termasuk Rasulullah Muhammad yang merupakan garis dari keturunan Ismail.

Surah Al-An'am (6:84-87): "Dan Kami telah menganugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub; semuanya Kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum itu (Kami telah beri petunjuk), dan dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh. Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)."

Dalam ayat ini, jelas Allah menyebutkan para nabi yang merupakan keturunan Ibrahim. Ini menegaskan bahwa Ibrahim memiliki garis keturunan nabi yang panjang, sehingga layak disebut sebagai "Bapak para Nabi."

1.2 Ibrahim sebagai Peletak Dasar Tauhid
Ibrahim juga dikenal sebagai nabi yang menegakkan ajaran tauhid dan menentang penyembahan berhala. Kisah ini sering kali dirujuk dalam Al-Qur'an, seperti saat Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya.

Surah Al-Anbiya (21:52-56): "(Ingatlah), ketika ia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya dan kaumnya: 'Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?' Mereka menjawab: 'Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya.' Ibrahim berkata: 'Sesungguhnya kamu dan nenek moyangmu berada dalam kesesatan yang nyata.' Mereka berkata: 'Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?' Ibrahim berkata: 'Sebenarnya Tuhanmu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan kesaksian atasnya.' "

Kisah ini menggambarkan peran Ibrahim sebagai seorang yang dengan tegas menyeru kepada tauhid dan menentang syirik (penyembahan berhala). Ajaran ini diwariskan oleh keturunannya dan terus ditegakkan oleh para nabi setelahnya.

1.3 Ujian Pengorbanan Ibrahim
Salah satu ujian terbesar yang dihadapi oleh Ibrahim adalah ketika Allah memerintahkannya untuk menyembelih putranya, Ismail. Ini menjadi salah satu kisah penting dalam sejarah keimanan yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Surah As-Saffat (37:102-107): "Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.' Ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya (untuk melaksanakan perintah Allah). Dan Kami memanggilnya: 'Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.' Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

Kisah ini menggambarkan tingkat ketaatan dan kepasrahan Ibrahim kepada Allah, yang kemudian menjadi teladan bagi umat Islam.

2. Ibrahim dalam Alkitab (Bible)
Dalam tradisi umat Kristen dan Yahudi, Ibrahim (Abraham) juga dipandang sebagai tokoh besar yang memainkan peranan penting dalam sejarah keimanan mereka. Beliau dianggap sebagai bapak dari bangsa Israel dan nenek moyang dari banyak nabi. Ibrahim dikenal karena imannya yang begitu kuat kepada Tuhan dan atas perjanjiannya dengan Tuhan, yang menjadi dasar dari hubungan Tuhan dengan keturunannya.

2.1 Perjanjian Allah dengan Abraham
Salah satu tema utama dalam kisah Abraham di Alkitab adalah Perjanjian Allah dengan Abraham. Tuhan berjanji bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang besar dan bahwa tanah Kanaan akan diberikan kepada mereka. Ini menjadi landasan bagi keyakinan Yahudi dan Kristen bahwa Abraham adalah bapak bangsa Israel dan sekaligus menjadi umat yang diberkati Tuhan.

Kejadian 17:4-5 (Kitab Kejadian): "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."

Perjanjian ini menjadikan Abraham sebagai tokoh sentral dalam iman Yahudi dan Kristen, dan ia dipandang sebagai bapak dari semua orang beriman yang dapat dipercaya.

2.2 Ujian Pengorbanan Ishak
Dalam Alkitab, kisah pengorbanan Abraham sedikit berbeda dengan versi Islam, karena yang diperintahkan untuk disembelih adalah Ishak, bukan Ismail. Namun, ujian yang diberikan kepada Abraham tetap menjadi tanda dari ketaatan dan iman yang luar biasa.

Kejadian 22:9-12 (Kitab Kejadian): "Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnya kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: 'Abraham, Abraham.' Sahutnya: 'Ya, Tuhan.' Lalu Ia berfirman: 'Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab sekarang Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Ujian ini, seperti dalam Islam, menunjukkan betapa besar ketaatan Abraham kepada Tuhan, yang kemudian dihargai dengan janji bahwa keturunannya akan diberkati juga.

2.3 Abraham sebagai Nenek Moyang Para Nabi
Dalam tradisi Kristen, Abraham dipandang sebagai Bapak Iman. Paulus dalam Perjanjian Baru menyebut Abraham sebagai bapak dari semua orang percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi. Ini menegaskan peran Abraham sebagai pemimpin spiritual yang memiliki keturunan nabi-nabi besar.

Roma 4:16 (Surat Paulus kepada Jemaat di Roma): "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman, supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup berdasarkan hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham, bapa kita semua."

Ayat ini menegaskan bahwa iman Abraham menjadi landasan bagi orang-orang percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi.

3. Ibrahim sebagai Simbol Ketaatan dan Keimanan
Baik dalam Al-Qur'an maupun Alkitab, Ibrahim atau Abraham dipandang sebagai simbol ketaatan yang mutlak kepada Allah. Ia tidak hanya menjadi bapak secara biologis dari para nabi, tetapi juga bapak spiritual bagi seluruh umat yang mengimani Tuhan Yang Maha Esa. Ketaatan Ibrahim, baik dalam ujian-ujian besar maupun dalam menjalankan perintah Allah, menjadikannya sosok yang dihormati dalam ketiga agama besar dunia: Islam, Kristen, dan Yahudi.

Kesimpulan:
Nabi Ibrahim memainkan peran penting sebagai bapak para nabi dalam tradisi Islam dan Yahudi-Kristen. Dari keturunannya banyak lahir nabi-nabi, dan melalui iman serta ketaatannya kepada Allah, ia menjadi teladan yang diikuti oleh para nabi dan umat setelahnya. Baik dalam Al-Qur'an maupun Alkitab, kisah Ibrahim menegaskan pentingnya ketundukan total kepada Allah dan kepercayaan pada rencana-Nya.


Azzaalfarizi Daren

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...