Ibrahim (Abraham) sebagai Bapak Para Nabi memiliki peran sentral dalam tradisi
keagamaan besar dunia, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi. Ibrahim dikenal
sebagai tokoh penting yang menjadi panutan dalam hal keimanan, ketaatan kepada
Allah, serta perintis jalur kenabian dari mana banyak nabi-nabi besar lainnya
berasal, termasuk Musa, Isa (Yesus), dan Muhammad. Dalam kedua kitab suci,
Al-Qur’an dan Alkitab, Ibrahim digambarkan sebagai Bapak para Nabi karena dari
garis keturunannya lahir para nabi dan rasul yang membawa ajaran-ajaran besar
bagi umat manusia.
1. Ibrahim dalam Al-Qur'an
Dalam Islam, Nabi Ibrahim adalah figur yang sangat dihormati karena keimanannya
yang kokoh kepada Allah, ketaatannya yang mutlak, serta keteguhannya dalam
menyebarkan tauhid (mengesakan Allah). Ia dikenal sebagai salah satu ulul azmi
atau nabi-nabi dengan keteguhan yang luar biasa dalam menghadapi ujian berat.
Allah menyebut Ibrahim sebagai khalilullah (sahabat Allah) karena kedekatan dan
kecintaannya kepada Tuhan.
Ibrahim dalam Al-Qur'an disebutkan berulang kali dalam berbagai konteks yang
menyoroti ketaatannya kepada Allah, serta peran pentingnya dalam meletakkan
dasar ajaran tauhid.
1.1 Firman Allah tentang Ibrahim sebagai Bapak Para Nabi
Ibrahim dikenal sebagai bapak para nabi karena dari keturunannya lahir
nabi-nabi besar yang diakui dalam tradisi Islam. Anak-anaknya, Ismail dan
Ishaq, menjadi nenek moyang dari banyak nabi lainnya, termasuk Rasulullah
Muhammad ﷺ yang merupakan garis dari keturunan
Ismail.
Surah Al-An'am (6:84-87): "Dan Kami telah menganugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub;
semuanya Kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum itu (Kami telah beri
petunjuk), dan dari keturunannya (Ibrahim) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf,
Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang
yang shaleh. Dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan
derajatnya di atas umat (di masanya)."
Dalam ayat ini, jelas Allah menyebutkan para nabi yang merupakan keturunan
Ibrahim. Ini menegaskan bahwa Ibrahim memiliki garis keturunan nabi yang
panjang, sehingga layak disebut sebagai "Bapak para Nabi."
1.2 Ibrahim sebagai Peletak Dasar Tauhid
Ibrahim juga dikenal sebagai nabi yang menegakkan ajaran tauhid dan menentang
penyembahan berhala. Kisah ini sering kali dirujuk dalam Al-Qur'an, seperti
saat Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah kaumnya.
Surah Al-Anbiya (21:52-56): "(Ingatlah), ketika ia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
'Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?' Mereka
menjawab: 'Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya.' Ibrahim berkata:
'Sesungguhnya kamu dan nenek moyangmu berada dalam kesesatan yang nyata.'
Mereka berkata: 'Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah
kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?' Ibrahim berkata: 'Sebenarnya
Tuhanmu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk
orang-orang yang dapat memberikan kesaksian atasnya.' "
Kisah ini menggambarkan peran Ibrahim sebagai seorang yang dengan tegas menyeru
kepada tauhid dan menentang syirik (penyembahan berhala). Ajaran ini diwariskan
oleh keturunannya dan terus ditegakkan oleh para nabi setelahnya.
1.3 Ujian Pengorbanan Ibrahim
Salah satu ujian terbesar yang dihadapi oleh Ibrahim adalah ketika Allah
memerintahkannya untuk menyembelih putranya, Ismail. Ini menjadi salah satu
kisah penting dalam sejarah keimanan yang diabadikan dalam Al-Qur'an. Surah As-Saffat (37:102-107): "Maka ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia
menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.' Ketika keduanya
telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya (untuk
melaksanakan perintah Allah). Dan Kami memanggilnya: 'Hai Ibrahim, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu.' Sungguh demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
Kisah ini menggambarkan tingkat ketaatan dan kepasrahan Ibrahim kepada Allah,
yang kemudian menjadi teladan bagi umat Islam.
2. Ibrahim dalam Alkitab (Bible)
Dalam tradisi umat Kristen dan Yahudi, Ibrahim (Abraham) juga dipandang sebagai
tokoh besar yang memainkan peranan penting dalam sejarah keimanan mereka. Beliau dianggap
sebagai bapak dari bangsa Israel dan nenek moyang dari banyak nabi. Ibrahim
dikenal karena imannya yang begitu kuat kepada Tuhan dan atas perjanjiannya dengan Tuhan,
yang menjadi dasar dari hubungan Tuhan dengan keturunannya.
2.1 Perjanjian Allah dengan Abraham
Salah satu tema utama dalam kisah Abraham di Alkitab adalah Perjanjian Allah
dengan Abraham. Tuhan berjanji bahwa keturunannya akan menjadi bangsa yang
besar dan bahwa tanah Kanaan akan diberikan kepada mereka. Ini menjadi landasan
bagi keyakinan Yahudi dan Kristen bahwa Abraham adalah bapak bangsa Israel dan sekaligus menjadi umat yang diberkati Tuhan.
Kejadian 17:4-5 (Kitab Kejadian): "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan
menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram,
melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar
bangsa."
Perjanjian ini menjadikan Abraham sebagai tokoh sentral dalam iman Yahudi dan Kristen,
dan ia dipandang sebagai bapak dari semua orang beriman yang dapat dipercaya.
2.2 Ujian Pengorbanan Ishak
Dalam Alkitab, kisah pengorbanan Abraham sedikit berbeda dengan versi Islam,
karena yang diperintahkan untuk disembelih adalah Ishak, bukan Ismail. Namun,
ujian yang diberikan kepada Abraham tetap menjadi tanda dari ketaatan dan iman
yang luar biasa.
Kejadian 22:9-12 (Kitab Kejadian): "Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu
Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnya kayu, diikatnya Ishak, anaknya
itu, dan diletakkannya di mezbah itu di atas kayu api. Sesudah itu Abraham
mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi
berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: 'Abraham, Abraham.' Sahutnya:
'Ya, Tuhan.' Lalu Ia berfirman: 'Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan
dia, sebab sekarang Aku tahu, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
Ujian ini, seperti dalam Islam, menunjukkan betapa besar ketaatan Abraham
kepada Tuhan, yang kemudian dihargai dengan janji bahwa keturunannya akan
diberkati juga.
2.3 Abraham sebagai Nenek Moyang Para Nabi
Dalam tradisi Kristen, Abraham dipandang sebagai Bapak Iman. Paulus dalam
Perjanjian Baru menyebut Abraham sebagai bapak dari semua orang percaya, baik
Yahudi maupun non-Yahudi. Ini menegaskan peran Abraham sebagai pemimpin
spiritual yang memiliki keturunan nabi-nabi besar.
Roma 4:16 (Surat Paulus kepada Jemaat di Roma): "Karena itulah kebenaran berdasarkan iman, supaya merupakan kasih
karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya
bagi mereka yang hidup berdasarkan hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang
hidup dari iman Abraham, bapa kita semua."
Ayat ini menegaskan bahwa iman Abraham menjadi landasan bagi orang-orang
percaya, baik Yahudi maupun non-Yahudi.
3.
Ibrahim sebagai Simbol Ketaatan dan Keimanan
Baik dalam Al-Qur'an maupun Alkitab, Ibrahim atau Abraham dipandang sebagai
simbol ketaatan yang mutlak kepada Allah. Ia tidak hanya menjadi bapak secara
biologis dari para nabi, tetapi juga bapak spiritual bagi seluruh umat yang
mengimani Tuhan Yang Maha Esa. Ketaatan Ibrahim, baik dalam ujian-ujian besar
maupun dalam menjalankan perintah Allah, menjadikannya sosok yang dihormati
dalam ketiga agama besar dunia: Islam, Kristen, dan Yahudi.
Nabi Ibrahim memainkan peran penting sebagai bapak para nabi dalam tradisi
Islam dan Yahudi-Kristen. Dari keturunannya banyak lahir nabi-nabi, dan melalui iman
serta ketaatannya kepada Allah, ia menjadi teladan yang diikuti oleh para nabi
dan umat setelahnya. Baik dalam Al-Qur'an maupun Alkitab, kisah Ibrahim
menegaskan pentingnya ketundukan total kepada Allah dan kepercayaan pada
rencana-Nya.
Azzaalfarizi Daren