Segala suatu bencana yang terjadi pada
alam semesta maupun di dalam kehidupan sosial manusia, semuanya telah tertulis di dalam ketetapan Sang
Pencipta (lauh mahfuz), sebelum Sang Pencipta itu sendiri yang mewujudkannya,
karena memang semua itu sangatlah mudah
bagi Sang Pencipta. (Qs al Hadid 57/22)
Kesadaran
yang sensitif dalam diri itu harus
disyukuri sehingga kita tidak larut ke dalam duka yang berkepanjangan dari
suatu musibah atau bencana yang sedang menimpa kita. Ingat Sang Pencipta
tidak pernah menzhalim makhluk
ciptaannya karena, Sang Pencipta
berkarakter Maha Pengasih dan Maha Penyayang (Bismillahirrahmannirrahim).
Setiap
musibah dan bencana yang menimpa, sangat pasti bisa kita lewati , karena Sang Pencipta
dalam memberikan segala ujian tidak
pernah bahkan melebihi kapasitas kemampuan dari seorang manusia itu sendiri.
Jadi
yakinlah bahwa, di balik suatu kesulitan itu pasti ada kemudahan
yang bisa kita temukan di semua persoalan yang terjadi, (Qs al Insyirah 9/4-5)
karena tidak ada permasalahan yang tidak ada jawabannya atau tidak ada
solusinya, akan tetapi semua pasti ada jawaban dan solusinya.
Terkadang
kita sering melontarkan makian dan
sumpah serapah terhadap Sang Pencipta atas segala musibah dan bencana
yang menimpa kita, dan kadang pula di dalam diri juga sering terlintas ungkapan sebuah kesimpulan keputusan yang menganggap bahwa
Sang Pencipta itu tidak sayang atau tidak adil terhadap kita.
Sang Pencipta memberikan segala permasalahan hidup
itu sebenarnya guna untuk menaikan derajat bagi makhluknya yang di sebut
manusia. ( Mahkomam mahmuda ) Bila kita amanah dalam menjalankan segala apa
yang kita pahami dari dalam isi kitab suci maka, keberhasilan gemilang hidup bahagia akan
dirasakan dan terwujud nyata pada saat
waktunya tiba.
Mengaplikasikan
atau mewujudkan gerak arti hidup dari sebuah makna kitab suci haruslah ada suatu
bentuk hasil kerja nyata, bukan hanya sekedar lipsing saja, atau hanya dengan omong doang. (QS as Saff 61/2). Segala
permasalahan dan persoalan dari seputar
manusia semuanya itu tidak terlepas dari permasalahan dan
persoalan atas perut, perut dan bawah
perut, atau lebih spesifik dan umumnya adalah
harta, tahta dan wanita, padahal essensi kekuatan dari manusia itu
sendiri sebenarnya adalah yang memahami
segala kandungan makna dari isi ayat-ayat ALLAH, karena dengan semua itu kita
dapat menapaki kehidupan dimasa depan berdasarkan landasan dari kisah-kisah sejarah kehidupan yang benar dimasa lalu yang telah
diridhoi-Nya, sebab sesungguhnya hanya ada dua jalan hidup dan kehidupan yang
di Ridhai oleh Sang Pencipta atau yang
tidak berdasarkan petunjuk dan tuntunan-Nya.
Musibah dan bencana yang menimpa baik maupun buruk, sikapi semua itu dengan keikhlasan dan penuh kesabaran, jangan sampai kita terjebak oleh prasangkaan yang terbalik terhadap Sang Pencipta. (Baik menurut kita belum tentu baik menurut ALLAH, Tapi baik menurut ALLAH, sudah pasti baik pula untuk kita.)
By: ZIMRAN A E