Terkadang di tengah-tengah rasa sakitpun, di
pikiran kita cenderung sering melontarkan kata-kata umpatan bahkan juga sumpah
serapah kepada Tu(h)an Semesta Alam. Memang mudah bila hanya menunjuk dan
melempar suatu kesalahan kepada orang lain bahkan juga kepadaTu(h)an Semesta
Alam, tanpa dengan adanya mencoba kembali menginterupsi diri, sudah benarkah
apa-apa segala yang telah kita simpulkan ini. Tak dapat dipungkiri, memang
kesadaran dalam berpikir jernihpun akan terasa sulit bila kita sedang dalam
keadaan sakit, karena suatu jawaban yang semua ingin kita simpulkan akan
menjadi buyar berantakan (gagal fokus) dengan adanya rasa sakit yang sedang
dideritanya.
Kita terkadang sering menganggap remeh dengan
pola hidup yang sehat dan bugar yang seharusnya memang harus selalu kita jaga
dan juga merawatnya. Ada sebuah ungkapan yang benar bahwa sehat itu mahal,
karena memang dengan tubuh yang sehat ini kita akan dapat dengan mudah
melakukan segala aktivitas apapun, sehingga maka yang terjadi ditubuh yang
sehat ini akan terwujudlah kesetimbangan dalam gerak di kehidupannya (QS Ar
Arrahman 55/9). Banyak faktor yang bisa menyebabkan sehingga membuat tubuh ini
menjadi lemah tak berdaya, bisa jadi dari makanan, minuman, dan juga bisa juga
dari pola hidup keseharian yang salah, seperti malas berolah raga, merokok,
banyak tidur ( Qs As Sajdah, 32/16), sering bangun tidur kesiangan dan lain
sebagainya.
Ada sebuah motto yang sangat klasik mengatakan bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat dan sehingga semua itu akan dapat berefek kepada semua program-program yang telah disusun dan canangkan itu akan lebih pasti dengan mudah dapat terealisasi dan terwujud di dalam segala pelaksanaannya.
Ingat segala musibah bencana yang menimpa Alam semesta maupun manusia semuanya telah tertulis di dalam ketetapan Tu(h)an Semesta Alam (lauhmahfuz),sebelum Tu(h)an Semesta Alam mewujudkan-Nya, dan semua itu mudah bagi ALLAH (Qs Al Haddid, 57/22). Tinggal bagaimana dalam menyingkapi segala tragedi bencana yang sudah terjadi bisakah menjadi sebuah pelajaran atau bahkan mungkin hanya berisi makian rasa kecewa saja.
By: ZIMRAN A E.
