Rabu, 18 Desember 2024

AGUS BUNTUNG YANG TIDAK BERUNTUNG

 

AGUS BUNTUNG YANG TIDAK BERUNTUNG

 

Belum lama ini kita dikagetkan, dengan berita yang menurut logika kebanyakan orang tidak mungkin bisa dilakukan. Seorang disabilitas yang tidak memiliki kedua tangan, dapat melakukan tindakan asusila terhadap lawan jenis dan hebatnya tidak sedikit yang menjadi korban. Bahkan korban pertama yang diberitakan, memiliki latar belakang pendidikan tinggi dan bukan orang yang bodoh untuk jadi korban. Tetapi begitulah fakta yang terjadi dan sudah ramai jadi perbincangan. Beberapa orang menganggap bahwa polisi hanya mencari sensasi dan mencari keuntungan dari kasus yang terjadi, tetapi terlepas dari sentimen negatif sebagian besar anak bangsa ini terhadap perilaku polisi, mari kita kesampingkan dulu polemik ini dan kita membahasnya dari sisi lain yang lebih memiliki nilai positif untuk dijadikan pelajaran.

Orang dengan keterbatasan atau disabilitas sering kali mampu melakukan hal-hal luar biasa yang bahkan melebihi kemampuan orang tanpa disabilitas. Hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan berikut:

1. Ketahanan Mental yang Tinggi

Orang dengan disabilitas sering menghadapi tantangan sejak dini, seperti diskriminasi, keterbatasan akses, atau hambatan fisik. Hal ini membentuk ketahanan mental yang kuat, yang membuat mereka lebih gigih dan berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan mereka.

2. Kreativitas dalam Mengatasi Hambatan

Karena mereka harus menghadapi keterbatasan tertentu, mereka sering mengembangkan cara-cara kreatif dan inovatif untuk menyelesaikan masalah. Mereka berpikir "di luar kotak" untuk mencari solusi yang tidak biasa.

3. Motivasi dan Determinasi yang Luar Biasa

Disabilitas sering kali menjadi pendorong untuk membuktikan bahwa mereka tidak kalah dengan orang lain. Keinginan untuk menunjukkan kemampuan dan melampaui ekspektasi membuat mereka bekerja lebih keras dan lebih fokus.

4. Pengembangan Keterampilan Lain

Ketika salah satu kemampuan mereka terbatas, mereka cenderung mengembangkan keterampilan lain sebagai kompensasi. Misalnya, seseorang yang kehilangan penglihatan mungkin memiliki indra pendengaran atau sentuhan yang lebih tajam.

5. Dukungan Komunitas dan Lingkungan

Banyak orang dengan disabilitas memiliki jaringan pendukung yang kuat, baik dari keluarga, teman, atau komunitas yang mendorong mereka untuk terus berkembang dan mencapai impian mereka.

6. Pandangan Hidup yang Berbeda

Orang dengan disabilitas sering memiliki pandangan hidup yang lebih positif dan penuh rasa syukur. Mereka lebih menghargai apa yang dimiliki dan fokus pada apa yang bisa mereka lakukan, bukan pada keterbatasan mereka.

Contoh Nyata:

Stephen Hawking: Meskipun hidup dengan ALS, ia menjadi salah satu fisikawan paling brilian di dunia.

Nick Vujicic: Lahir tanpa tangan dan kaki, tetapi menjadi pembicara motivasi yang menginspirasi jutaan orang.

Leani Ratri Oktila: Atlet para-badminton Indonesia yang meraih banyak prestasi di tingkat dunia.

Kesimpulan:

Orang dengan disabilitas menunjukkan bahwa batasan fisik atau mental bukanlah penghalang untuk mencapai hal-hal besar. Ketahanan, kreativitas, dan fokus mereka sering kali menjadi kelebihan yang memungkinkan mereka melampaui pencapaian orang yang dianggap "normal."

Tulisan di atas tentang kekuatan orang yang disabilitas adalah kekuatan positif yang dimiliki mereka, tetapi dalam kasus Agus buntung bukanlah sisi positif yang dilakukan tetapi kekuatan negatif yang membuat kebencian banyak orang. Secara bawaan manusia memiliki hawa nafsu sebagai sumber penggerak kehidupan, tetapi bahayanya hawa nafsu ini cenderung negatif kecuali yang sudah diberikan bimbingan oleh Tuhan Semesta Alam.

Contoh ketiga orang hebat disabilitas yang disebutkan diatas, namun mampu keluar dari keterbatasannya dan melampaui kemampuan manusia normal pada umumnya, adalah bukti bahwa mereka orang-orang yang diberikan bimbingan oleh Tuhan, seperti Stephen Hawking yang pada pencarian puncak pencerahannya, dia memasrahkan seluruhnya kepada Tuhan dan disanalah dirinya mendapatkan keajaiban, berupa kesembuhan dari penyakit secara ilmu kedokteran mustahil untuk dapat disembuhkan.

Sebagai dasar pelajaran dari Agus buntung dalam tulisan ini, mari kita tafakuri firman Tuhan dalam surat Yusuf (12) ayat 53:

وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚاِنَّ النَّفْسَ لَاَ مَّا رَةٌ بِۢا لسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗاِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Penulis:

Michael Zahid Aditya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...