Sadari bahwa hidup adalah sebuah anugerah yang
diberikan Tu(h)an Semesta Alam kepada setiap kita yang masih bergerak diatas
bumi ini, maka seyogyanyalah kita harus selalu mensyukurinya. Dalam hal
mengaplikasikan sebuah tujuan hidup dalam mengupayakan perjalanan misi risallah
Din Al Islam semua itu agar Tu(h)an Semesta Alam akan memberkan nikmat-Nya
kepada kita, sama seperti jalan orang-orang terdahulu yang sudah atau telah
mendapat nikmat dari-Nya dan itu sudah pasti semua itu akan terlewati dengan
segala bentuk ujian yang diberikan-Nya dan semua itu tidak terlepas sebenarnya
semata-mata hanya untuk membuktikan sejauh mana dan seberapa besar rasa cinta
dan keimanan kita kepada-Nya. Karena penting untuk dipahami bahwa ujian iman
setiap orang mukmin itu sebenarnya untuk mencelup atau men sibghah ahlaq mereka
serupa dengan Sang Khaliq atau lebih mudahnya kita rumuskan bahwa kita harus
berkarakter seperti Tu(h)an Semesta Alam. Ketika Al Qur'an dipahami sebagai
petunjuk hidup menuju kepada kehidupan yang penuh berkat, serba teratur dan
penuh dengan prinsip-prinsip cinta keadilan maka sehingga terciptalah sebuah
kesetimbangan. Jika kesadaran jiwa yang stabil atau muthma' inah maka nilai
dari ayat-ayat itu pasti akan menjadi realistis, praktis sehingga mudah untuk diterapkan
atau mengaplikasikannya. Ingat Tu(h)an Semesta Alam akan melimpahkan rahmat-Nya
hanya kepada orang-orang beriman yang mempergunakan akal pikiranya (qalbu) guna
dalam mengerti dan memahami ayat-ayat-Nya yang terkandung didalam kitab
suci-Nya (Qs Al Isra', 17/36).
Sebaliknya akan sebegitu besarnya kebencian Tu(h)an Semesta
Alam kepada orang-orang yang hanya membeo atau omdo (omong doang) seperti ada
pepatah mengatakan bahwa tong kosong nyaring bunyinya mengapa karena semua
gerak hidupnya tidak mempergunakan akal pikirannya atau juga mengaplikasikan
hidupnya tidak dengan ilmu. Sungguh Allah pasti menyiapkan atau memasukkan
kepada mereka kehidupan jahannam bagi jin dan manusia Qs Al A'raf, 7/179.
By
: Zimran A.E.