Minggu, 08 Desember 2024

JALAN TERJAL KEBENARAN

 

JALAN TERJAL KEBENARAN

 

Ungkapan "berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian" adalah sebuah peribahasa dalam bahasa Indonesia. Peribahasa ini mengandung makna bahwa seseorang harus bersusah payah terlebih dahulu (berjuang atau bekerja keras) sebelum menikmati hasil atau kesenangan di kemudian hari. Ungkapan ini sekedar mendeskripsikan, betapa beratnya jalan yang ditempuh untuk meraih kemenangan. Segala kesulitan, kepayahan, keperihan, kelaparan, kehausan, kekhawatiran dan ketakutan menjadi jalan terjal yang harus dilewati dan diselesaikan.

Begitulah tangga perjalanan yang harus dilalui dan ditelusuri tahap demi tahap menuju puncak perjuangan. Tidak ada hasil maksimal yang dapat dirasakan banyak orang, diperoleh dengan cara yang instan. Hal ini pasti melalui banyak pengorbanan dan upaya yang melelahkan. Jika jalan pintas yang menjadi landasan, maka kenikmatan sesaat yang didapat namun merugikan banyak orang sebagai akibatnya kemudian. Bukan hanya kekurangan harta tapi juga jiwa menyertakan, tidak sedikit materi yang dikeluarkan dan juga perasaan yang harus dikorbankan. Kehilangan harta dan jiwa menjadi resiko yang harus diterima sebagai hiasan utama dari ujian yang menjadi konsekuensinya. Itulah jalan terjal menuju keberhasilan, lalu bagaimana dengan perjuangan meraih kebenaran, adakah kesulitan yang sangat berat dilalui bagi mereka yang melakoni?.

Kebenaran menurut manusia sangatlah bertolak belakang dengan kebenaran yang datang Tuhan Sang Pencipta. Sejatinya kebenaran bersifat universal dan diterima oleh seluruh manusia, tanpa alasan apapun yang melatar belakangi suku dan bahasanya. Ketika kebenaran berdasarkan klaim kesukuan atau kebangsaan, sesungguhnya dia bukan kebenaran. Karena bagaimana mungkin, Tuhan Yang Esa mengajarkan hal yang berbeda-beda kepada suku bangsa disetiap zamannya.

Kebenaran haruslah bersifat tetap, tanpa mengalami perubahan, pergantian atau penyimpangan. Prinsip ini tidak berlaku dalam kehidupan sosial manusia yang dilandasi oleh prinsip sektarian atau mengutamakan kelompok dan golongannya. Berganti kepemimpinan pasti diikuti dengan bergantinya kebijakan, tidak peduli betapapun bagusnya kebijakan sebelumnya. Kebenaran juga mengutamakan kebersamaan, tidak ada keuntungan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang, padahal dia hidup dari penderitaan banyak orang.

Keserakahan dan ketamakan membuat manusia sulit diatur dengan kebersamaan karena kedua sifat ini bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang diperlukan untuk hidup bersama, seperti saling berbagi, kerja sama, dan rasa saling percaya. Berikut adalah alasan mendalamnya:

1. Fokus pada Kepentingan Pribadi

Keserakahan memotivasi seseorang untuk mendapatkan lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan, sering kali dengan mengorbankan orang lain.

Ketamakan mendorong seseorang untuk mengambil lebih banyak tanpa memedulikan dampaknya terhadap orang lain.

Akibatnya, orang dengan sifat ini cenderung mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bersama, sehingga sulit menciptakan harmoni dalam kelompok.

2. Merusak Kepercayaan

Dalam kebersamaan, kepercayaan adalah fondasi penting. Namun, sifat serakah dan tamak sering kali menyebabkan tindakan manipulatif atau eksploitasi, yang dapat merusak rasa saling percaya di antara anggota kelompok.

3. Menyebabkan Ketimpangan

Keserakahan sering kali menyebabkan ketimpangan dalam pembagian sumber daya. Orang yang tamak cenderung mengambil lebih banyak daripada yang seharusnya, sehingga orang lain merasa dirugikan. Ketimpangan ini menciptakan konflik dan perpecahan.

4. Menghambat Kerja Sama

Kebersamaan membutuhkan sikap saling membantu dan pengorbanan demi tujuan bersama. Orang yang serakah biasanya enggan berbagi atau bekerja sama jika hal itu tidak memberikan keuntungan langsung bagi mereka, sehingga sulit mencapai tujuan kolektif.

5. Mendorong Konflik

Ketika setiap individu hanya fokus pada keinginan pribadi tanpa peduli pada kepentingan orang lain, persaingan yang tidak sehat muncul. Persaingan ini sering kali berkembang menjadi konflik terbuka, yang menghancurkan kebersamaan.

Keserakahan dan ketamakan adalah sifat alami manusia yang dapat muncul, tetapi keduanya bisa dikendalikan jika individu dan kelompok memiliki kesadaran moral yang tinggi dan sistem sosial yang mendukung keadilan serta kebersamaan, kapankah sistem yang mendukung kesadaran moral dan keadilan itu terwujud?..ooh nampaknya inilah jalan terjal kebenaran.

 

Penulis:

Michael Zahid Aditya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...