Semua Nabi dan Rasul Allah adalah seorang pembawa Risallah yang membawa konsep
hukum yang sama dari Tu(h)an Semesta Alam yang Esa yaitu Ad Dien Al Islam Qs
Ali'Imran 3/83-84. Tatkala seorang Rasul diutus itu pada saat dunia ini sudah
dalam keadaan gelap itu dapat dilihat dan dapat dipahami dari dinamika
kehidupan masyarakat manusia yang sudah kacau balau.
Jika suatu ilmu sudah dicabut dari muka bumi ini maka dunia itu akan menjadi
gelap (jahiliyah). Sifat dari pada orang-orang musyrik adalah kebutaannya
terhadap tanda-tanda (ayat) sunatullah yang berlaku pada Alam Semesta dan
sejarah. Ketika para utusan Allah membacakan ayat-ayat sejarah sebagai bukti
dari berlakunya hukum Allah dalam kehidupan masyarakat manusia, mereka banyak
yang menolak, mendustakan bahkan juga menuduh bahwa para utusan Tu(h)an Semesta
Alam itu pendustalah, tukang sihirlah dan lain sebagainya.
Ingat datangnya zaman kegelapan itu karena ummat manusia telah melanggar
perjanjiannya dengan Allah, mengapa karena hukum Allah sudah tidak lagi menjadi
undang-undang atau hukum pegangan hidup dari manusia penguasa (Raja/Presiden).
Sejarah mencatat bahwa semua para pembawa Risallah Allah itu melakukan kontrak
perjanjian dengan Allah, sebelum para utusan itu melakukan pekerjaannya guna
untuk mempromosikan karakter dari Allah itu sendiri untuk dapat diduplikasi
kepada seluruh manusia agar mewujudkannya seperti kehidupan dari Alam Semesta
yang selalu damai dan mensejahterakan Qs Al Ahzab 33/7. Kejujuran itu mahal
karena bernilai tinggi dalam pandangan Allah, seperti halnya keinginan dari
setiap kita yang merindukan kehidupan seperti Alam Semesta itu sendiri yaitu
kehidupan yang saling mendamai sejahterakan. Namun fakta perbuatan dilapangan
berkata lain karena sering diantara kita malah bersitem atau berpola hidup
kepada keinginan hawa nafsunya saja Qs Al Jasiyah 45/23.
Untuk menghidupkan kehidupan yang sudah mati/gelap/jahiliyah Allah mengutus
lagi manusia pilihan kepada manusia di zaman itu, jadi dapat disimpulkan bahwa
setiap ummat di zamannya pasti ada Rasul Qs Al Nahl 16/36. Mengakui itu lebih
mudah dari pada menduplikasi sesuatu karena disitu ada nilai perbuatan yang
harus diuji terhadap orang yang ingin menduplikasi sesuatu itu.
Disadur kembali oleh
Zimran A.E
Senin, 19 Mei 2025
Eling
Serpihan petuah
Serpihan petuah Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200 saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...
-
Zanniyun Amanniyun itu sebuah pola pemikiran yang terjadi dari orang-orang kebanyakan saat ini, itu sudah terlihat dan terbukti maka, jangan...
-
#KABUR SAJA DULU, APAKAH SOLUSI? Fenomena seperti "#kabur saja dulu" mungkin mencerminkan perasaan frustrasi atau kelelahan da...