Senin, 12 Mei 2025

PERBUDAKAN

 

PERBUDAKAN

 

Mendengar istilah perbudakan mungkin kita akan teringat kondisi bangsa arab ketika masih disebut sebagai bangsa jahiliyah, dimana perbudakan merupakan hal yang biasa pada saat itu.

Sekumpulan orang berkumpul dihamparan tanah yang luas, dibawah panas teriknya matahari. Ada yang sedang membawa bebatuan, ada yang sedang memalu, ada juga yang sedang terkena cambuk dari sang mandor karena tidak bekerja secara benar dan yang lain ada membawa payung melindungi tuannya dari cahaya yang membakar tubuh. Dengan tubuh yang basah oleh keringat, mereka bekerja mematuhi perintah tuannya.

Perbudakan adalah sebuah kondisi di mana terjadi pengontrolan terhadap seseorang (yang disebut sebagai budak) oleh pihak lain. Sehingga dengan kata lain, budak adalah seseorang yang memiliki tuan.

Istilah budak mempunyai persamaan makna dengan kata hamba. Setiap manusia pada hakekatnya merupakan hamba Allah (Maryam:93). Berarti bisa dikatakan bahwa manusia merupakan budak yang dimiliki Allah. Allah adalah tuan bagi manusia, yang kemudian kata tuan mengalami penghalusan makna menjadi tuhan. Allah sebagai Tuhan semesta alam artinya Allah yang telah menciptakan, mengatur maupun memelihara alam semesta. Itulah peranan Allah sebagai Rabbul alamin di Al Fatihah ayat dua.

Jadilah budak yang baik, yang selalu taat kepada perintah tuan. Seorang budak tidak pantas untuk membuat aturan sendiri, sebab itu merupakan sebuah makar. Tetapi Tuhan Allah memberikan kebebasan untuk memilih. Ingin menjadi budak Allah atau diperbudak oleh hawa nafsu manusia?

Sebagai Sang Tuan, Dia membuat aturan untuk menjadi petunjuk bagi hamba-Nya. Hawa nafsu yang ada pada diri manusia hanya akan tunduk dan berbuat sesuai sesuai fitrahnya yakni menciptakan keselarasan untuk mewujudkan perdamaian apabila mengikuti petunjuk Sang Penciptanya.

Namun demikian, manusia lebih suka hidup berdasarkan hawa nafsu tanpa petunjuk dari Tuannya. Sehingga yang terjadi adalah perbudakan manusia oleh hawa nafsunya dan melahirkan kerusakan dan kekacauan belaka.

By:

Michael Zahid Aditiya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...