Arti 'Abasa menurut istilah bahasa adalah orang yang bermuka masam atau bisa juga disebut cemberut, surat 'Abasa didalam Al Qur'an itu ditujukan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad bermuka masam pada saat Nabi Muhammad kedatangan tamu dari para pembesar quraisy akan tetapi datang juga seorang buta (Ummi Maktum) kepadanya, berkali- kali Ummi Maktum interufsi dan terus meminta kesempatan bertanya kepadanya sehingga Nabi Muhammad merasa terganggu disaat sedang berdakwah kepada para pembesar quraisy sehingga maka dipasanglah muka masam Nabi Muhammad terhadap Ummi Maktum (Abdullah bin Surais) tersebut. Sehingga Nabi Muhammad ditegur oleh Tu(h)an Semesta Alam bahwa dia (Nabi Muhammad) telah melakukan kesalahan karena sudah menujukan sikap yang buruk terhadap sesama manusia. Sedangkan seorang utusan dari Tu(h)an Semesta Alam adalah merupakan uswah atau contoh prilaku hidup bisa juga disebut sikap dari sebuah karakter yang agung untuk selanjutnya menjadi teladan bagi setiap manusia lainnya Qs Al Ahzab 33/21.
Jadi bisa disimpulkan bahwa semua para nabi pasti punya salah, hanya Nabi Isya saja yang sebenarnya tidak bersalah, karena dari tuduhan para ahli kitablah sehingga bahwa beliau ( Nabi Isya) dikatakan bersalah, padahal dari kenyataan menurut sejarah pada saat sedang pergi kondangan Nabi Isya telah hilang selama tiga hari, setelah saudaranya menemukan beliau lalu di
sampaikanlah bahwa beliau (Nabi Isya) dicari ibunya (Mariam), akan tetapi dia (Nabi Isya) tidak mengakui ibunya, padahal dalam kondisi apa Nabi Isya sehingga bisa berkata begitu, dan memang haruslah diakui bahwa sangat mahallah pengertian dari orang-orang yang sudah kemasukan Ruh atau firman Allah.
Sebenarnya dalam hal apa sih? Nabi Isya sehingga sepertinya berdusta bahwa beliau telah tidak mengakui ibunya, penjelasan dari permasalahan itu, jika diartikan beliau lahir dari darah daging memang benar kalau Nabi Isya adalah anak Mariam akan tetapi yang dimaksud lahir disini adalah lahir dengan secara Ruh yang berarti Nabi Isya yang telah kemasukan firman-firman Allah QsAn Najm 53/3-4.
Umi Maktum pada waktu menemui Rasul Muhammad, dikatakan buta itu bukan buta dalam arti buta fisik tetapi buta dalam hal kesadaran qalbu Qs Al Hajj 22/46. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Al Qur'an itu ibarat mata atau cahaya, seperti ibarat manusia yang paham isi kitab suci berati bisa juga disebut sebagai manusia nilai atau manusia yang sudah mempunyai mata pengertian.
Disadur
kembali oleh: Zimran A.E.