HIDUP
BERDASARKAN PETUNJUK
Alam
semesta dan manusia diciptakan oleh Tuan Semesta Alam hanya untuk mengabdi
kepada-Nya. Manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling canggih di bumi dengan
institusi akal, mata dan telinga yang dimilikinya harus hidup mengabdi sesuai
dengan kehendak dan rencana Sang Pencipta.
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Adz Dzariat (51):56)”. Bentuk pengabdian manusia kepada Sang Pencipta
adalah dengan tunduk dan patuh pada aturan hukum yang telah ditetapkan-Nya,
yaitu senantiasa melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya.
Ekosistem dan
kehidupan sosial merupakan dua hal yang sangat relevan, dimana
keduanya memiliki hubungan timbal-balik yang saling
membutuhkan. Manusia membutuhkan alam sebagai
fasilitas guna melangsungkan aktivitas kehidupan, demikian halnya alam semesta
diciptakan sebagai sumber daya pemenuhan kebutuhan manusia. Berbicara tentang
sebuah kondisi yang tak terpisahkan ini, yakni antara alam dan manusia maka
Allah menyertakan sebuah life guidance (petunjuk hidup) agar manusia hidup
dengan pola yang benar, dan memanfaatkan sumber daya yang telah disediakan
dalam rangka melaksanakan kontinyuitas pengabdian kepada Allah. Petunjuk itu
adalah Al Quran.
Al-Quran
merupakan ilmu Allah dan Jalan Kebenaran bagi umat
manusia yang meyakininya. “...diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan
yang batil (Al Baqarah (2:185).
Untuk memastikan
fungsi Al-Quran, maka kita harus paham tentang adanya huda (petunjuk)
yang sudah termaktub di dalam redaksi Al-Quran, huda itu kita cocokkan dengan
keadaan kita pada saat ini. Atau apapun fenomena yang terjadi adalah perwujudan
daripada huda yang sudah tertulis atau disebut sebagai bayyinat minal huda.
Jika hal tersebut
sudah kita temukan, maka kita harus mengambil
sikap Untuk menentukan pola pikir dan tingkah laku berikutnya.
Kemana arah langkah pengabdian kita? Kepada
Allah atau kepada sistem rekayasa yang menjadikan manusia-manusia
sebagai majikan yang menyaingi Allah selaku Majikan Tunggal.
Dengan demikian
berarti kita sudah paham bagaimana isi daripada Al-Quran,
dimana Al-Quran tidak pernah membahas
di luar dari Dien (sistem hukum)
Allah, dan redaksi Al-Quran
tidak pernah disakralkan dengan cara apapun.
Rasulullah Muhammad
SAW tidak pernah menggjarkan culture dari bangsanya, tetapi
beliau mengajarkan bagaimana hidup secara natural, dengan
misi penyelamatan seluruh manusia. Jelas bahwa Al-Quran ini adalah naskah yang harus kita wujudkan dalam
kehidupan kita setiap hari dan jantung Al-Quran adalah menegakkan Dien Allah.
Untuk itu mari kita
selamatkan semua orang yang kita cintai dengan cara mengajak mereka kembali
mengabdi kepada Allah semata. “Dialah yang
telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Qur'an) dan Dien yang
benar untuk dimenangkanNya atas segala Dien, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai".
By:
Michael Zahid
Aditiya