Senin, 12 Mei 2025

HIDUP BERDASARKAN PETUNJUK

 

HIDUP BERDASARKAN PETUNJUK

Alam semesta dan manusia diciptakan oleh Tuan Semesta Alam hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Manusia sebagai makhluk ciptaan yang paling canggih di bumi dengan institusi akal, mata dan telinga yang dimilikinya harus hidup mengabdi sesuai dengan kehendak dan rencana Sang Pencipta.

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz Dzariat (51):56). Bentuk pengabdian manusia kepada Sang Pencipta adalah dengan tunduk dan patuh pada aturan hukum yang telah ditetapkan-Nya, yaitu senantiasa melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya.

Ekosistem dan kehidupan sosial merupakan dua hal yang sangat relevan, dimana keduanya memiliki hubungan timbal-balik yang saling membutuhkan. Manusia membutuhkan alam sebagai fasilitas guna melangsungkan aktivitas kehidupan, demikian halnya alam semesta diciptakan sebagai sumber daya pemenuhan kebutuhan manusia. Berbicara tentang sebuah kondisi yang tak terpisahkan ini, yakni antara alam dan manusia maka Allah menyertakan sebuah life guidance (petunjuk hidup) agar manusia hidup dengan pola yang benar, dan memanfaatkan sumber daya yang telah disediakan dalam rangka melaksanakan kontinyuitas pengabdian kepada Allah. Petunjuk itu adalah Al Quran.

Al-Quran merupakan ilmu Allah dan Jalan Kebenaran bagi umat manusia yang meyakininya. “...diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang batil (Al Baqarah (2:185).

Untuk memastikan fungsi Al-Quran, maka kita harus paham tentang adanya huda (petunjuk) yang sudah termaktub di dalam redaksi Al-Quran, huda itu kita cocokkan dengan keadaan kita pada saat ini. Atau apapun fenomena yang terjadi adalah perwujudan daripada huda yang sudah tertulis atau disebut sebagai bayyinat minal huda.

Jika hal tersebut sudah kita temukan, maka kita harus mengambil sikap Untuk menentukan pola pikir dan tingkah laku berikutnya. Kemana arah langkah pengabdian kita? Kepada Allah atau kepada sistem rekayasa yang menjadikan manusia-manusia sebagai majikan yang menyaingi Allah selaku Majikan Tunggal.

Dengan demikian berarti kita sudah paham bagaimana isi daripada Al-Quran, dimana Al-Quran tidak pernah membahas di luar dari Dien (sistem hukum) Allah, dan redaksi Al-Quran tidak pernah disakralkan dengan cara apapun.

Rasulullah Muhammad SAW tidak pernah menggjarkan culture dari bangsanya, tetapi beliau mengajarkan bagaimana hidup secara natural, dengan misi penyelamatan seluruh manusia. Jelas bahwa Al-Quran ini adalah naskah yang harus kita wujudkan dalam kehidupan kita setiap hari dan jantung Al-Quran adalah menegakkan Dien Allah.

Untuk itu mari kita selamatkan semua orang yang kita cintai dengan cara mengajak mereka kembali mengabdi kepada Allah semata. “Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Qur'an) dan Dien yang benar untuk dimenangkanNya atas segala Dien, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai".

By:

Michael Zahid Aditiya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...