Senin, 12 Mei 2025

PERBUDAKAN DAN PENGABDIAN

 

PERBUDAKAN DAN PENGABDIAN

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka mengabdi kepada-Ku" (QS. AZ-ZARIYAT 56)

Selaku seorang hamba, sudah sepantasnya manusia hanya mengabdi kepada Allah, Tuan semesta alam. Wujudnya adalah dengan mematuhi segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dimana perintah dan larangan tersebut sudah termaktub  didalam kitab-kitab-Nya. Sebenarnya segala aturan yang ada bukan untuk mengekang kebebasan manusia. Ibarat orang hidup disuatu negara. Orang bisa hidup didalam suatu negara apabila mau mengikuti aturan-aturan yang berlaku didalam negara tersebut. Itu merupakan hal yang wajar dan tak terbantahkan. Sebab apabila tidak demikian, maka bisa jadi alam semesta akan menjadi rusak diakibatkan keserakahan dan ketamakan manusia.

Jangan mengecilkan makna pengabdian dengan simbol-simbol yang ada. Jangan menjadi seorang pekerja yang bertutur kata dan bersikap manis didepan tuannya tetapi dibelakang tidak ada satu pun aturan yang ditaati. Seperti sebuah permisalan, Seorang mempunyai dua anak laki-laki. la pergi kepada anak sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. Jawab anak itu: baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.

Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata sama. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga ke kebun anggur. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya? Jawabnya adalah yang terakhir.

Pengabdian tidak sama dengan menyembah yang hanya dikotakkan  dengan simbolitas saja. Pengabdian merupakan suatu bentuk totalitas seorang hamba didalam menaati segala aturan tuannya.

Anak yang dititipkan kebun anggur untuk dirawat, dipelihara dengan baik. Artinya manusia diberikan amanat sebagai seorang pengganti (kholif) untuk mengelola bumi dengan tata aturan yang Allah berikan, agar tercipta kondisi aman, adil dan sejahtera. Karena hanya dengan sistem Allah dapat tercipta kondisi yang demikian tersebut.

Tetapi ternyata masih banyak manusia yang lebih senang diperbudak hawa nafsunya, materi menjadi tuan dalam hidupnya. Semua tindakan diukur dengan materi. Akibatnya tercipta kehidupan yang penuh tipu muslihat, saling tindas menindas, penuh kekerasan dan bahkan saling memperbudak. Yang kuat menindas yang lemah dan seseorang berpesta pora di atas penderitaan orang lain.

Ketika manusia mau menjadi budak Allah, sesungguhnya manusia akan ditinggikan derajatnya menjadi seorang pengganti sebagai perpanjangan Allah untuk menerapkan undang-undang-Nya dimuka bumi. Tetapi jika kita melihat dengan jeli kondisi yang ada sesungguhnya manusia sedang diperbudak oleh sistem manusia, yang berorientasi pada pemenuhan materi, kekuasaan dan kepuasan libido. Sehingga sudah menjadi tugas penegak-penegak risalah untuk membebaskan budak dari perbudakan agar bisa kembali ke jalur yang benar, yaitu menjadi hamba Allah yang hanif. 

By:

Michael Zahid Aditiya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...