Jumat, 16 Mei 2025

Ibarat Fazzle


       Rancang bangun Tu(h)an Semesta Alam dalam menciptakan alam semesta ini, sebangun dengan sistem dari Alam Semesta itu sendiri, sehingga terwujudlah kesetimbangan, sama seperti sebagaimana halnya Tu(h)an Semesta Alam menghidupkan alam sosial manusia yang qalbunya condong kepada kesesatan akan nilai-nilai dari ayat-ayat makiyah yang syarat dengan kesan mutasabihat atau perumpamaan Qs Al An'am 6/122, maka dengan hanya melepaskan terompah lama yang biasa kita pakailah semua itu akan terwujud. Bumi yang mati artinya kehidupan masyarakat manusia karena memakai pola sistem hukum jahiliyah, jadi sesungguhnya sama halnya dengan kehidupkan kerajaan Tu(h)an Semesta Alam yang sudah mati, Bagaimanakah cara menghidupkannya? manusia itu sendiri yang harus berusaha atau berproses sampai paham dan mengerti akan hakikat dari firman-firman Allah dan terus selalu memupuk akan kualitas dirinya.
Apabila langit terbelah dilihat dari tanda-tanda datangnya kehidupan yang baru itu ditandai dengan diperlihatkannya halilitar yg membuat takut orang-orang kafir. Bagi orang-orang yang berakal/beriman, halilintar hanyalah merupakan sebuah kumpulan ion negatif dan ion positif yang berfungsi untuk mengisi ruang hampa sehingga menghasilkan getaran suara.
Perlu diketahui bahwa karena cahaya itu lebih cepat dari pada getaran suara.
       Demikianlah kami mengajarkan ,demikianlah kami mewahyukan dari seluruh makhluk-makhluk-Nya Qs Asy Syura 42/52.
Seluruh alam semesta ini merupakan wujud dari malaikat atau sebuah kekuatan, karena tidak ada ruang yang kosong didalam alam semesta ini.
Langit itu di cipta terlihat tanpa tiang yang akan tetapi sebenarnya ada, karena kalau tidak ada hubung kait dengan adanya tali maka terlemparlah planet bumi itu keluar dari garis edarnya.
Proses alam semesta itu sendiri merupakan esensi dari malaikat, itulah siklus sunatullah dari Allah dalam menciptakan sebuah kesetimbangan.
Ingat dasar Agama adalah kepercayaan bukan ilmu, jadi tidaklah paham seseorang akan Dien, bila dia tidak memfungsikan akalnya.
Bumi mengeluarkan isinya seperti halnya tanaman-tanaman, tanaman adalah amsal dari manusia. Kita sebenarnya sama dengan makhluk lain diatas muka bumi ini atau disebut juga dengan 'dabbah tul ardi' mahkluk melata dibumi.
Dabbatul ardi pelakunya adalah Raja Nabukadezar, Fira'un, Abu jahal dsb.
Fisik manusia berasal atau keluar dari bumi, berbeda dengan ruh yang merupakan mahluk langit karena ruh sifatnya abadi.
Adam adalah manusia buangan sehingga kita adalah makhluk berdosa di bumi, Tu(h)an Semesta Alam menjadikan sebelum kamu itu abadi, maka janganlah menggambarkan Tu(h)an Semesta Alam itu dilangit karena semua itu merupakan doktrin agamais, bumi adalah tempat untuk hukuman bagi manusia berdosa. Seorang mu'min dalam beribadah selalu membersihkan diri dari tarikan-tarikan nafnya. Bumi adalah kumpulan energi yang selalu patuh atas kehendak Tu(h)an Semesta Alam. Fitrah itu adalah menegakan Din bagi manusia.
Tidak ada rasa sakit selain rasa sakit saat melahirkan disitulah letak jihad fisabilillah.
Jika sesuatu diukur dengan cetakan lama atau doktrin, maka rusaklah segala urusan itu untuk itu maka kosongkanlah untuk selanjutnya diisi hanya dengan ruh Allah atau firman Allah.
Bila masih dikuasai oleh nafs maka gerak yang terjadi pasti tidak akan setabil.
Netralkan ketitik nol biar setimbang, ingat idul fitri itu artinya kembali suci, menurut hukum Allah atau konsep ridha Allah.
Setelah qiyaumiddin atau tegaknya sistem hukum Allah maka manusia itu akan terbagi menjadi tiga gollongan.

                 Disadur kembali oleh
                         Zimran A.E.


Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...