Rancang bangun
Tu(h)an Semesta Alam dalam menciptakan alam semesta ini, sebangun dengan sistem
dari Alam Semesta itu sendiri, sehingga terwujudlah kesetimbangan, sama seperti
sebagaimana halnya Tu(h)an Semesta Alam menghidupkan alam sosial manusia yang
qalbunya condong kepada kesesatan akan nilai-nilai dari ayat-ayat makiyah yang
syarat dengan kesan mutasabihat atau perumpamaan Qs Al An'am 6/122, maka dengan
hanya melepaskan terompah lama yang biasa kita pakailah semua itu akan
terwujud. Bumi yang mati artinya kehidupan masyarakat manusia karena memakai
pola sistem hukum jahiliyah, jadi sesungguhnya sama halnya dengan kehidupkan
kerajaan Tu(h)an Semesta Alam yang sudah mati, Bagaimanakah cara menghidupkannya?
manusia itu sendiri yang harus berusaha atau berproses sampai paham dan
mengerti akan hakikat dari firman-firman Allah dan terus selalu memupuk akan
kualitas dirinya.
Apabila langit terbelah dilihat dari tanda-tanda datangnya
kehidupan yang baru itu ditandai dengan diperlihatkannya halilitar yg membuat
takut orang-orang kafir. Bagi orang-orang yang berakal/beriman, halilintar
hanyalah merupakan sebuah kumpulan ion negatif dan ion positif yang berfungsi
untuk mengisi ruang hampa sehingga menghasilkan getaran suara.
Perlu diketahui bahwa karena cahaya itu lebih cepat dari pada
getaran suara.
Demikianlah kami
mengajarkan ,demikianlah kami mewahyukan dari seluruh makhluk-makhluk-Nya Qs
Asy Syura 42/52.
Seluruh alam semesta ini merupakan wujud dari malaikat atau
sebuah kekuatan, karena tidak ada ruang yang kosong didalam alam semesta ini.
Langit itu di cipta terlihat tanpa tiang yang akan tetapi
sebenarnya ada, karena kalau tidak ada hubung kait dengan adanya tali maka
terlemparlah planet bumi itu keluar dari garis edarnya.
Proses alam semesta itu sendiri merupakan esensi dari
malaikat, itulah siklus sunatullah dari Allah dalam menciptakan sebuah
kesetimbangan.
Ingat dasar Agama adalah kepercayaan bukan ilmu, jadi
tidaklah paham seseorang akan Dien, bila dia tidak memfungsikan akalnya.
Bumi mengeluarkan isinya seperti halnya tanaman-tanaman,
tanaman adalah amsal dari manusia. Kita sebenarnya sama dengan makhluk lain
diatas muka bumi ini atau disebut juga dengan 'dabbah tul ardi' mahkluk melata
dibumi.
Dabbatul ardi pelakunya adalah Raja Nabukadezar, Fira'un, Abu
jahal dsb.
Fisik manusia berasal atau keluar dari bumi, berbeda dengan
ruh yang merupakan mahluk langit karena ruh sifatnya abadi.
Adam adalah manusia buangan sehingga kita adalah makhluk
berdosa di bumi, Tu(h)an Semesta Alam menjadikan sebelum kamu itu abadi, maka
janganlah menggambarkan Tu(h)an Semesta Alam itu dilangit karena semua itu
merupakan doktrin agamais, bumi adalah tempat untuk hukuman bagi manusia
berdosa. Seorang mu'min dalam beribadah selalu membersihkan diri dari tarikan-tarikan
nafnya. Bumi adalah kumpulan energi yang selalu patuh atas kehendak Tu(h)an
Semesta Alam. Fitrah itu adalah menegakan Din bagi manusia.
Tidak ada rasa sakit selain rasa sakit saat melahirkan
disitulah letak jihad fisabilillah.
Jika sesuatu diukur dengan cetakan lama atau doktrin, maka
rusaklah segala urusan itu untuk itu maka kosongkanlah untuk selanjutnya diisi
hanya dengan ruh Allah atau firman Allah.
Bila masih dikuasai oleh nafs maka gerak yang terjadi pasti
tidak akan setabil.
Netralkan ketitik nol biar setimbang, ingat idul fitri itu
artinya kembali suci, menurut hukum Allah atau konsep ridha Allah.
Setelah qiyaumiddin atau tegaknya sistem hukum Allah maka
manusia itu akan terbagi menjadi tiga gollongan.
Disadur kembali oleh
Zimran A.E.
Jumat, 16 Mei 2025
Ibarat Fazzle
Serpihan petuah
Serpihan petuah Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200 saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...
-
Zanniyun Amanniyun itu sebuah pola pemikiran yang terjadi dari orang-orang kebanyakan saat ini, itu sudah terlihat dan terbukti maka, jangan...
-
#KABUR SAJA DULU, APAKAH SOLUSI? Fenomena seperti "#kabur saja dulu" mungkin mencerminkan perasaan frustrasi atau kelelahan da...