Umpama Pohon
Sesungguhnya Tu(h)an Semesta Alam memerintahkan kepada manusia, agar manusia itu hidup menurut sistem/dien yang diciptakan-Nya Qs Ali'Imran 3/83, jangan menyimpang dari jalan kebenaran yaitu sistem kebenaran, tetapi jikalau manusia itu memilih jalan kesesatan, jalan kerusakan, maka Tu(h)an Yang Maha Esa pun mengizinkan, jadilah rusak sistem itu, kalau sudah rusak, wahai manusia tidak ada yang bisa mengembalikan sistem yang benar tadi kecuali oleh Tu(h)an Semesta Alam itu sendiri.The Fonding Father nya negeri ini memang sudah berhasil mewujudkan ikatan dasar, walaupun pada saat itu mengalami perdebatan yang sangat panjang. Tidak ada didunia negara yang punya dasar filosofis kenegaraan yang begitu universal selain dari pada Nusantara ini, Amerika saja kalah karena dari Lima Dasar yang telah disusun itu sudah mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada didunia yang memiliki ikatan dasar lengkap. Lima dasar itu dijabarkan sebagai macam hukum, yang sekarang hari ini justru disitulah mandeknya tidak bisa dijabarkan sebagai sebuah tuntunan, Ketuhanan Yang Maha Esa itu bagaimana penjabarannya? Kemanusiaan yang Adil beradab itu bagaimana cara mencapai itu?
Makanya cita-cita luhur itu belum tergenapi, tercapai apa lagi terwujud yang terjadi justru sebaliknya, ini mesti harus menjadi kajian/renungan jangan ditinggalkan disini.
Kita tidak bisa menghandelnya dengan cara membentuk lembaga-lembaga yang sifatnya parsial, katakanlah demokrasi terpimpin, menjadi demokrasi pancasila, kemudian demokrasi liberal yang sekarang ini, itu belumlah terjawab.
Secara spiritual, Taurat, Injil dan Al Qur'an menerangkan atau berbicara masalah pohon. Dia mengajak kita berpikir, Ayat Tu(h)an Semesta Alam yang terkait masalah pohon, mari kita berpikir netral mendalam, berpikir tajam, Saya mengajak bangsa Nusantara ini untuk belajar kebenaran dari sebuah pohon, karena pohon itu firman Tu(h)an Semesta Alam, pohon itu fakta ilmiah, fakta kebenaran, karya cipta Tu(h)an Semesta Alam, wajah Tu(h)an Semesta Alam, prilaku/karakter Tu(h)an Semesta Alam, Saya berani berkata begitu, karena semua ini sudah saya sadari betul. Melalui bangun aktivitas malam, ispirasi ilham ruhyah dari memperdalam firman Allah, firman Tu(h)an Yang Maha Esa, firman Allah Subhana Wata'ala.jadi persoalan suatu sistem ada pada persoalan Akar, yang baik tergantung akar, yang jelekpun tergantung akar. Sederhana saja dalam kita memahami jalan kebenaran, coba kita perhatikan sebuah pohon maka disimpulkan bahwa " Tidak mungkin buah yang baik, berasal dari pohon yang buruk dan Tidak mungkin buah yang buruk berasal dari pohon yang baik, jelas isi kitab suci mengatakan begitu.
Kalau kita ingin memperbaiki negeri ini, mari kita bertitik tolak pada dasar prinsip-prinsip ini, karena sesungguhnya persoalan itu bukan pada batang dan dahannya pohon negeri ini berbuah jelek, tetapi sesungguhnya saya katakan pada Akar/Aqidah Qs Ibrahim 14/ 24-26.
Disadur kembali oleh:
Zimran A.E.