MELAWAN ARUS TRADISI NENEK MOYANG.
Terbawa oleh arus dari suatu
kondisi keadaan yang mau tak mau seperti menjadi keharusan untuk melaksanakan
apa-apa dari segala aturan atau sistem hukum yang berlaku dan juga oleh
karena memang semuanya sudah terlanjur di yakini dan merasa semua akan
dapat terwujud dari sesuatu yang memang sangat kita idam-idamkan dan inginkan,
yaitu kehidupan surga ( Qs al baqarah 2/170 ), padahal kepastian dari sebuah
harapan tujuan itu belumlah tentu terukur, terarah dan atau belum tentu
bernilai obyektif ilmiah apa lagi merasa yakin akan sampai kepada puncak
kejayaannya, sebab semua itu sangatlah mustahil jika sesuatu yang dikerjakannya
itu akan dapat membuahkan hasil, tanpa dengan adanya aturan hukum yang pasti
atau absolut, maksudnya aturan hukum yang bersumber dari sebuah petunjuk prodak
dari yang di kehendaki dan diridhai oleh Sang Pencipta.
Gerak
kehidupan yang ada pada diri setiap insan itu seolah-olah tertutup oleh awan
yang sangat tebal, sehingga terasa sulit untuk berontak serta menepis guna
memastikan kebenaran jalan yang sedang dilaluinya.
Kesadaran
dari setiap diri pun seakan lepas bahkan seperti diabaikannya saja dari
arus gelombang yang ada, padahal semua itu akan membawa kehidupannya kepada
kebinasaan dan kehancuran semata.
Gambaran
potret dari kehidupan yang ada merupakan perwujudan dari keakuan suatu konsep
kebenaran yang hanya dimonopoli oleh tiap-tiap golongan tertentu di
komunitasnya saja, yang padahal pada kenyataannya, yang terjadi hanya
membuahkan suatu perpecahan juga sengketa antar sesama dan itu ternyata jika
kita merunut kepada apa kata al qur'an maka semua itu dimata Sang
Pencipta adalah merupakan orang yang telah dianggap sudah menduakan
Tu(h)an yang sesungguhnya.( Qs ar rum 30/31-32 )
Semangat
juang fisabilillah itu seharusnya digelorakan ke arah perubahan dan
perbaikan serta juga semua itu seharusnya juga dibumikan atau didialogkan
guna untuk mempersatukan visi dan misi dari sebuah tujuan hidup yang benar
menurut dari Sang Pencipta yaitu Ad Dien Al Islam atau An Aqimuddin.( Qs asy
syura 42/13 ).
By:
GTW.