Pakai Teokrasi
Kita harus sadar dan pro aktif dalam menerima materi keilmuan yang kita dengarkan dari seorang utusan Tu(h)an Semesta Alam, atau disebut juga Rasul yang telah terlebih dahulu menyampaikan kepada para kadernya (mu'min mubaligh) dan itu berarti kita telah sadar akan segala makna dan urgensinya, bahwa sebenarnya apa yang keluar dari mulut utusan itu semuanya adalah ilmu Allah tentang bagaimana cara hidup kehidupan seluruh makhluknya yang akan membawa kedamaian dan kejahteraan. Jadi visi misi inipun harus kita jalani dan pahami juga, karena semua bersumber dari Tu(h)an yang satu, Tu(h)an Yang Maha Esa melalui Rasul-Nya.Jika mau diungkapkan ialah dari Rasul kitapun sama harus menjadi rasul-rasul karena rasul itulah saksi bagi kita dan kita pun orang-orang mu'min menjadi saksi bagi segenap manusia Qs Al Hajj 22/78. Fakta sejarah mengatakan bahwa Darrul Arqam adalah dimana tempat menimba ilmu maka segala yang kita terima, kita dengar harus terekam ke dalam arsif kesadaran qalbu, jadi jika tidak merekamnya maka kita akan ketinggalan zaman dan itu pasti. Bila kita mempelajari Al Qur'an secara cermat maka dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa perlu diketahui seperti halnya bahwa simpul itu merupakan aqod ibarat dari membuat sebuah tambang ujungnya harus dibungsel terlebih dahulu biar anyamannya tidak terurai kembali, itulah bentuk perumpamaannya. Pekerjaan membaca itu yang sangat berarti atau yang mahal adalah pada kesimpulannya atau solusi.
Alam yang kita lihat dan alami sehari-hari merupakan suatu bukti nyata bahwa sebenarnya ada kekuasaan dan kekuatan dari dalam yang mengendalikannya, karena Dialah Allah Yang Maha Kuasa, dimana saja berpijak baik dilangit dan dibumi karena seluruh makhluknya tidak ada yang akan terlepas dari kuasa-Nya.
Bicara Qul huwallah adalah bukanlah berbicara masalah sebuah angka tapi satu kesatuan sistem , bisa juga disebut sebuah sistem besar bahwa tidak ada sistem diluar atau melebihi dari kuasa Tu(h)an Semesta Alam.
Sekali lagi bukan ngomongin masalah jumlah Tu(h)an tapi kekuasaan suatu sistem.
Ketaatan Qur'an terhadap ketauhidan itu seharusnya dinyatakan dengan bahwa tidak ada ketaatan selain kepada Allah, dan bahwa Allah menyaksikan artinya kita mengerti, paham bahwa akupun menyaksikan tentang apa yang aku saksikan. Intinya itulah arti pemahaman
syahadat orang-orang berilmu.
Aku memahami benar bahwa seluruh makhluk di Alam Semesta ini telah tunduk patuh terhadap apa yang di maqadirkan oleh Tu(h)an Semesta Alam.
Setiap tarikan nafas inipun merupakan bukti dari ke Maha Rahman dan Rahim-Nya Allah terhadap manusia Qs Ar Rahman 55/13.
Kita bisa ngomongpun adalah karena Allah karena Dia-lah yang telah memandaikan bicara kepada kita karena kekuasaan besar di alam semesta ini semua tidak terlepas atas Kehendak-Nya.
Seluruh mahkluk yang hidup dialam semesta ini sedang sibuk memaha sucikan Allah artinya seperti halnya manusia memahami fungsi dari penciptaan dirinya yaitu fungsi dari manusia adalah menegakkan Dien.
Puncak dari pada dunia apakah itu saind, proses kelahiran/alaqah semua itu di kendalikan atau diatur oleh sebuah hukum Allah. Dalam prinsif ilmu ada keteraturan yang pasti, merujuk kepada tujuan itulah ilmu Allah, maka janganlah merusak makro sistem, dan mikro sistem, ambil contoh semut saja ada tugasnya sesuai fungsinya yang sudah digariskan oleh Tu(h)an-Nya
Seluruh makhluk di Alam Semesta ini tidak ada yang menyimpang semua sudah tuduk patuh dan suatu penyimpangan hanya ada pada komunitas manusia saja yang bisa. Bila dilihat dari kaca mata ilmu orang-orang kafir itu sesungguhnya dimusuhi oleh Alam. Dien adalah merupakan
Undang-undang yang mengatur tentang parameter Alam dari tujuan penciptaan manusia dan tugas dari manusia sesungguhnya agar supaya didalam hidupnya bahwa tidak ada pengabdian selain kepada Allah semata. Bencana perang yang ditimbulkan oleh bangsa manusia biasanya selalu berkaitan dengan terpuruknya masalah ekonomi bangsa tersebut.
Di Sadur kembali oleh:
Zimran A.E