Jumat, 06 Juni 2025

MEMAKNAI HARI PENGORBANAN

 

 

MEMAKNAI HARI PENGORBANAN

 

Salah satu perayaan besar umat islam sedang diperingati, yakni Idul Adha, hari ini juga dikenal sebagai puncak ritual ibadah haji terutama saat wukuf. Hari ini ditandai pada tanggal 10-15 Dzulhijjah atau hari tasyrik.

Dalam sejarah Ibadah haji mulai wajib saat tahun ke-9 hijriyah, meski Rasulullah Muhammad SAW berhaji ditahun ke-10. Selama sembilan tahun tinggal di Madinah, Beliau tidak pernah melaksanakan ibadah haji di Makkah. Beliau baru mengumumkan kepada para sahabatnya akan melaksanakan ibadah haji pada tahun ke-10 Hijriyah, karena peperangan Tabuk baru usai ditahun ke-9 Hijriyyah. tahun ini dikenal juga Haji Wada, Atau Haji pertama dan terakhir Rasulullah, sebab 3 bulan setelahnya beliau wafat.

Meski ada juga perbedaan pendapat mengapa Rasulullah baru melaksanakan haji di tahun ke-10 hijriyyah seperti dikutip dari buku The Great Episodes of Muhammad saw (Said Ramadhan al-Buthy, 2017), "orang-orang musyrik melakukan tawaf dalam keadaan telanjang. Sungguh aku tidak akan melakukan ibadah haji sampai tidak ada lagi hal seperti itu,” kata Nabi Muhammad. Dan sejalan buku Membaca Sirah Nabi Muhammad Dalam Sorotan Al-Qur'an dan Hadis-hadis Shahih (M. Quraish Shihab, 2018), situasi dan kondisi yang belum kondusif seperti itulah yang membuat Nabi Muhammad enggan melaksanakan ibadah haji.

Idul Adha mempunyai makna syarat akan pengorbanan, keikhlasan, ketaatan dan ketaqwaan. Para pemuka agama islam meyakini bahwa adanya ibadah Haji bukanlah hal yang baru diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, tapi beliau hanyalah melanjutkan ajaran Allah, Sang tuan Semesta Alam. Ibadah Haji diperkenalkan kepada manusia pada zaman Nabi Abraham/ibrahim, beliau diperintahkan untuk melaksanakan ibadah Haji.

“Dan (ingatlah), ketika kami tempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), "Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apa pun dan Sucikanlah rumah-ku bagi orang-orang yang tawaf, dan orang yang beribadah dan orang yang rukuk dan sujud. Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.”

(Al Hajj' 26-27)

Jika kita pahami dengan baik awal perintah ini, pertama istilah Baitullah, atau dikenal ka'bah sudah ada dari dahulu, jadi ajaran Rasulullah Muhammad bukanlah ajaran baru, atau buatan pribadinya, sebab ritual haji sudah ada sebelum beliau menjadi Rasul. Hanya saja ibadah haji yang syarat akan makna pengabdian, persatuan, ketaatan dan ketaqwaan tidak lagi dipahami secara hakiki, melainkan ajang ibadah bergengsi, sebab bisa dilaksanakan jika yang mampu, baik segi ekonomi dan fisik.

kedua, Haji diserukan kepada manusia, bukan hanya untuk panggilan yang beragama islam, maka jika kita tak memahami haji itu berguna untuk apa bagi kepentingan manusia maka ayat ini akan salah arti dan makna.

Begitu pula ritual sa'i (berjalan kecil) pada ibadah haji diambil dari sejarah Sitti Hajar/Hagar yang menggendong Ismael/ismail berlarian diantara bukit Safa dan Marwah, lalu ismael menangis dan didapatnya sumur berisi air zam-zam, dalam Alkitab peristiwa itu ketika diusir oleh Sitti Sarah/Sara, terbilang aneh jika ditinjau dari sisi Alkitab, sejarah dalam Alkitab disebut Ismael adalah kakak sulung dari Ishaq anak Sara, bahkan jelas dalam kitab kejadian 17:24-26 Abraham umur 99 tahun dan Ismael umur 13 tahun dikhitan bersamaan, saat itu umur ishaq saat disapih berarti maksimal umur 2 tahun, berarti Ismael sudah berumur 15 tahun. Maka tidak mungkinlah seorang ibu Siti Hajar menggendong ismel yamg sudah berumur 15 tahun mengarungi padang pasir.

Namun proses pengusiran ini bukanlah pengusiran dalam hal kekerasan atau sifat keirian seorang Sara yang disangka umat kristiani sehingga Abraham sempat marah dan ditegur oteh-Nya, tapi melainkan perintah Allah kepada Abraham, Abraham malah mempersiapkan pengurbanan DIA sebagai nabi merelakan anaknya mengemban peranannya ditanah Arab. Sebab dari turunan Ismael lah hingga besarlah keturunan Abraham di timur tengah. Dari sinilah kita belajar sikap Beliau, Perintah Allah no 1 dan Istri serta anak setelahnya.

Peristiwa lainnya seperti tanah yang tandus dapat menjadi air yang berlimpah, ini masalah ridho Allah, waktu dan Ilmu, Allah mengubah daerah tersebut menjadi penggenapan tak ada yang tak mungkin jika DIA berkehendak.

Ritual lempar jumrah pada haji, jika dirujuk pada sejarah Abraham, ternyata diambil saat Syaitan menggoda Abraham untuk tidak melaksanakan penyembelihan anaknya. Sehingga Abraham saat itu mengambil batu dan melemparkan sambil mengatakan “bismillahi allahu akbar", inilah juga dicontoh saat akan melempar jumrah pada ritual haji. Dari sini peristiwa ini kita belajar bahwa Syaitan kerjanya hanya memberikan godaan dari perintah yang bertentangan dari Allah, namun godaan itu banyak timbul dari dorongan hawa naf'su pribadi, barang siapa yang tergerak murni atas nama DIA untuk membesarkan ilmu dan ajaran-Nya atas dasar keikhlasan, ketaatan dan ketaqwaan maka ia akan digantikan dengan yang lebih baik oleh-Nya.

Thawaf dalam haji terjadi 2 kali yang pertama/ifadhah wajib dan dikenal thawaf wada atau perpisahan, thawaf adalah proses mencontoh seluruh benda langit, yang begitu taat pada aturan dan hukum.yg telah diundangkan-Nya, mulai dari bulan mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari dan galaksi milky way dan bimasakti seakan punya poros tersendiri. ketaaatan Ciptaan-Nya dilangit dicontoh seorang utusan-Nya dan direfleksikan datam bentuk thawaf, seluruh makhluk-Nya terkhusus manusia harus tunduk pada 1 pusaran sumber ketaatan, yakni DIA Pemilik Alam Semesta, maka tak ada utusan-Nya tidak mengajarkan mengabdikan diri hanya kepada 1 TUAN, sebab semua yang begitu teratur diatas langit pasti ada yang mengaturnya. Dialah Sumber hukum yang Haq, Dialah pengatur segalanya tak sedikitpun lalai dan lelah.

Setelah proses itu wukuf di padang arafah juga diyakini tempat pertemuan Adam dan Hawa dan sekaligus diyakini umat islam mainstream bahwa padang arafah adalah miniatur padang masyhar tempat berkumpulnya semua manusia saat dibangkitkan pasca hari kiamat untuk dihakimi. Jika seperti itu maka timbullah pertanyaan, apakah cukup seluas padang arafah mencakup seluruh manusia yang telah mati yang dibangkitkan? Apakah benar kiamat itu hancurnya alam semesta? Bukankah Rasulullah Muhammad pernah berkata telah dekat masanya? Perhatikan Qs. 17/51, 33/63, 42/17, 67/27, 72/2.  Bukankah azab sebelum kiamat ditimpakan kepada orang kafir? Ini berarti jika azab itu telah tiba kepada orang kafir pada zaman Rasulullah masih hidup berarti kiamat sudah dekat.

Dari wukuf kita belajar bahwa mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang disebut pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Yang maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimat talbiyah.

Labbaykallahumma labbayk, labbayka la syarika laka labbayk. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk. La syarika lak. Artinya, "Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggitan-Mu. tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh, segala puji, nikmat, dan segala kekuasaan adalah adalah milik-Mu. tiada sekutu bagiMu."

Kalimat talbiyah ini jika saat haji yang paling sering digemakan, sebab orang yang berhaji adalah undangan dari Allah, inilah cara Allah mengajarkan kepada seluruh utusannya, saat mereka telah berkuasa dibumi untuk memanggil seluruh pembesar atau pemegang kuasa ditiap daerah untuk membicarakan perihal seluruh masalah umat manusia.

Berlanjut....

By:

 Michael Zahid Aditiya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...