Eksistensi
alam adalah media belajar bagi manusia, mereka bisa pandai karena keberadaan
alam. Jika ingin menyaksikan kebenaran, lihatlah alam. Karena tidak ada
kedustaan pada alam, semuanya berbuat berdasarkan ketetapan yang sudah di
undangkan. Tidak akan sekecil apapun makhluk yang ada pada alam bekerja diluar
undangan yang sudah diberikan, dan undangan dari Sang Penciptanya menyerukan
keharmonisan.
Undangan-Nya
tidak mengajarkan permusuhan, tetapi mengajarkan saling melengkapi dan
ketergantungan. Tidak ada yang bisa berdiri sendiri tanpa peranan dari makhluk
lainnya, semuanya saling mengisi dan menguatkan demi keselarasan yang terjaga.
Alam adalah bahasa simbolik yang penuh makna, Kitab Besar Tuhan yang abadi
sepanjang masa. Alangkah bodohnya kita, yang tidak peduli dengan banyak
pelajaran yang setiap saat disaksikannya. Dan hanya menyibukkan diri terhadap
kesenangan dunia, dengan melupakan fungsi dari tujuan penciptaan manusia.
Alam
semesta beserta isinya diluar makhluk yang bernama manusia, telah menerima
undangan dari Sang Pencipta dan memenuhinya. Sekarang, bagaimana dengan kita?,
sudahkah mengetahui dan memahami undangan yang dikirim atas manusia. Apakah isi
yang diserukan didalamnya?. Jika belum mengetahui, bahwa undangan itu setiap
saat disampaikan dan diingatkan. Itu artinya, manusia adalah makhluk paling
sombong karena setiap saat mengabaikan "surat undangan" tersebut.
Teguran
Tuhan atas kesombongan ini, dibuka dengan kalimat "apakah kamu tidak
memperhatikan?". Mari kita renungkan firman Tuhan dalam surat Ibrahim (14)
ayat: 24-27.
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَا بِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ
"Tidakkah
kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke
langit,"
تُؤْتِيْۤ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِۢاِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَ مْثَا لَ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ
"(pohon)
itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah
membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat."
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةِ ٱِجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْاَ رْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَا رٍ
"Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun."
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا لْقَوْلِ الثَّا بِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰ خِرَةِ ۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَ ۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ
"Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam
kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki."
Beberapa
ayat dari surat Ibrahim di atas menunjukkan, bahwa Dia (Allah) telah
mengirimkan undangan buat kita, yang berisikan seruan untuk belajar dari sebuah
pohon. Pertanyaannya, sudahkah anda mendapatkan pelajaran dari sebuah pohon?.
Jika belum, berarti anda tidak mengetahui dan memahami isi undangan dari surat
yang disampaikan ini.
Penulis:
Michael
Zahid Aditya