Selasa, 26 November 2024

BELAJAR DARI SEBUAH POHON

 

Eksistensi alam adalah media belajar bagi manusia, mereka bisa pandai karena keberadaan alam. Jika ingin menyaksikan kebenaran, lihatlah alam. Karena tidak ada kedustaan pada alam, semuanya berbuat berdasarkan ketetapan yang sudah di undangkan. Tidak akan sekecil apapun makhluk yang ada pada alam bekerja diluar undangan yang sudah diberikan, dan undangan dari Sang Penciptanya menyerukan keharmonisan.

Undangan-Nya tidak mengajarkan permusuhan, tetapi mengajarkan saling melengkapi dan ketergantungan. Tidak ada yang bisa berdiri sendiri tanpa peranan dari makhluk lainnya, semuanya saling mengisi dan menguatkan demi keselarasan yang terjaga. Alam adalah bahasa simbolik yang penuh makna, Kitab Besar Tuhan yang abadi sepanjang masa. Alangkah bodohnya kita, yang tidak peduli dengan banyak pelajaran yang setiap saat disaksikannya. Dan hanya menyibukkan diri terhadap kesenangan dunia, dengan melupakan fungsi dari tujuan penciptaan manusia.

Alam semesta beserta isinya diluar makhluk yang bernama manusia, telah menerima undangan dari Sang Pencipta dan memenuhinya. Sekarang, bagaimana dengan kita?, sudahkah mengetahui dan memahami undangan yang dikirim atas manusia. Apakah isi yang diserukan didalamnya?. Jika belum mengetahui, bahwa undangan itu setiap saat disampaikan dan diingatkan. Itu artinya, manusia adalah makhluk paling sombong karena setiap saat mengabaikan "surat undangan" tersebut.

Teguran Tuhan atas kesombongan ini, dibuka dengan kalimat "apakah kamu tidak memperhatikan?". Mari kita renungkan firman Tuhan dalam surat Ibrahim (14) ayat: 24-27.

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَا بِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit,"

تُؤْتِيْۤ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِۢاِذْنِ رَبِّهَاۗوَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَ مْثَا لَ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

"(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat."

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةِ ٱِجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْاَ رْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَا رٍ

"Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun."

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا لْقَوْلِ الثَّا بِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰ خِرَةِۚوَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗوَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki."

Beberapa ayat dari surat Ibrahim di atas menunjukkan, bahwa Dia (Allah) telah mengirimkan undangan buat kita, yang berisikan seruan untuk belajar dari sebuah pohon. Pertanyaannya, sudahkah anda mendapatkan pelajaran dari sebuah pohon?. Jika belum, berarti anda tidak mengetahui dan memahami isi undangan dari surat yang disampaikan ini.

Penulis:

Michael Zahid Aditya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...