Mendengar
"kata sampah" membuat sebagian besar orang selalu menilai
negatif, dan merasa terganggu dengan
keberadaannya. Meskipun tidak semua sampah demikian adanya dan tidak memiliki
"nilai guna" bagi manusia. Hanya saja, kita harus dapat membedakan
mana sampah yang berguna dan tidak bisa digunakan kembali untuk kepentingan
bersama. Yang masih berguna pasti dikelola kembali atau didaur ulang menjadi
produk lain yang berbahan dasar sama. Sementara yang tidak berguna akan
dibinasakan atau dihancurkan untuk mengurangi berat dan jumlahnya tersebut.
Sampah
yang berguna dan bisa didaur ulang kembali disebut sampah daur ulang
(recyclable waste). Sampah ini dapat diproses untuk digunakan kembali,
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan menghemat sumber daya alam.
Beberapa contoh sampah yang dapat didaur ulang adalah:
1.
Kertas: Seperti
kertas koran, majalah, dan kardus.
2.
Plastik: Botol
plastik, kantong plastik, dan wadah plastik tertentu.
3.
Logam: Kaleng
minuman, tutup botol, dan kaleng makanan.
4.
Kaca:
Botol kaca dan wadah kaca lainnya.
5.
Elektronik:
Beberapa perangkat elektronik, seperti ponsel dan komputer, dapat didaur ulang
untuk mengambil bahan berharga seperti logam.
Penting
untuk memisahkan sampah dengan benar, agar sampah yang bisa didaur ulang tidak
tercampur dengan sampah yang tidak bisa, sehingga proses daur ulang dapat
dilakukan secara efektif. Sementara sampah yang tidak berguna dan tidak bisa
didaur ulang kembali biasanya disebut sampah non-recyclable. Jenis sampah ini
tidak dapat diproses untuk digunakan kembali dan seringkali berakhir di tempat
pembuangan akhir. Beberapa contoh sampah yang tidak bisa didaur ulang adalah:
1.
Sampah makanan:
Sisa makanan yang terkontaminasi dan tidak dapat diproses lebih lanjut.
2.
Pampers dan popok
sekali pakai: Mengandung bahan-bahan yang sulit untuk dipisahkan dan
didaur ulang.
3.
Sampah yang
terkontaminasi bahan kimia atau medis: Seperti baterai yang rusak,
obat-obatan kadaluarsa, dan peralatan medis bekas.
4.
Kaca pecah: Kaca
yang tidak dapat digunakan kembali dan bisa berbahaya jika diolah.
5.
Pakaian yang
sudah sangat rusak: Jika sudah tidak bisa digunakan atau diperbaiki,
pakaian yang rusak berat mungkin sulit untuk didaur ulang.
6.
Piring dan
peralatan makan plastik sekali pakai: Seperti sedotan plastik atau
piring plastik yang hanya digunakan sekali.
Sampah
jenis ini sering kali memerlukan pengelolaan khusus atau harus dibuang ke
tempat pembuangan sampah yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan. Dari
semua sampah yang dijelaskan diatas seluruhnya adalah sampah hasil dari proses
pengolahan kebutuhan rumah tangga, lalu bagaimana dengan sampah sosial, yang
berasal dari setiap perilaku orang (oknum) yang sudah tidak berguna?. Akankah
kita sudi membiarkannya dan merusak tatanan yang sudah seimbang ini?. Inilah
rupanya yang membuat seorang Nabi Nuh, memohon kepada Tuhan agar dijauhkan dari
model masyarakat sampah yang tidak berguna. Mari kita simak apa yang menjadi
permintaan Nabi Nuh kepada Tuhannya;
قَا لَ نُوْحٌ رَّبِّ اِنَّهُمْ عَصَوْنِيْ وَا تَّبَعُوْا مَنْ لَّمْ يَزِدْهُ مَا لُهٗ وَوَلَدُهٗۤ اِلَّا خَسَا رًا
"Nuh
berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka
mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian
baginya,"
(QS.
Nuh 71: Ayat 21)
وَ قَا لَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَ رْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّا رًا
"Dan
Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara
orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi."
اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَا دَكَ وَلَا يَلِدُوْۤا اِلَّا فَا جِرًا كَفَّا رًا
"Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak
tahu bersyukur."
(QS.
Nuh 71: Ayat 26-27)
Betapa
mengerikan kita membayangkan do’a dan harapan itu ketika dikabulkan, itulah
puncak kekesalan dan kemarahan seorang Nabi dan Rasul ketika menghadapi bangsa
yang tidak berguna, dan meninggalkan tujuan penciptaan dari Sang Pencipta.
Semoga kita dilindungi dari kebodohan orang yang demikian dan dibimbing-Nya
untuk menjadi makhluk yang berguna.
Penulis:
Michael
Zahid Aditya