Kamis, 28 November 2024

Islam agama ataukah Din(Sistem yang mengatur kehidupan)?




 Jika mayoritas masyrakat memahami Islam sebagai sebuah agama, maka dapat di simpulkan bahwa mereka hanya akan mengenali keislaman seseorang, yang dilihat dari bentuk ritus-ritus (ritual) yang biasa dilakukannya, islam yang dipahami hanya baru berupa atau dilihat sebagai agama yang dipandang sebagai sebuah tatacara dalam kegiatan peribadatan seorang hamba kepada Tuhannya, yang dalam hal ini agama islam, sebagai bekal baginya untuk dkmasa kehidupan ahirat nanti.

Di tengah-tengah masyrakat umum, kebanyakan dari manusia tidak mengenal atau memahami Allah sebagai sebuah pusat pengabdian dari seorang hamba, yang sejatinya Dia juga sebagai pusat pengabdian central dari alam semesta ini, termasauk didalamnya seluruh mahluk-mahluk yang ada, Dia (TUHAN) sama sekali tidak membutuhkan persembahan/pemujaan apalagi hanya menjadi tempat sesembahan dalam bentuk ritualitas, akan tetapi Dia menginginkan agar manusia dapat samapai menemukan kesadaran akan fitrah atas maksud penciptaan atas dirinya, yaitu untuk mengabdi (mendedikasikan dirinya) untuk menghamba kepada Sang Tuan (Tuhan), dalam bentuk ketunduk patuhan hanya kepada kehedak, rencana dan perintah-Nya.

Menyadari bahwa pemahaman agama yang didalam bahasa asli kitabiah (Al-Quran), yang ditulis sebagai Din, yang dipahami (dibawakan) oleh masing-masing utusan Tuhan itu berbeda-beda, manusia hingga hari ini hidup berdasarkan atas keyakinan dari agama-agama yang diterjemahkan menurut pemikiran-pemikiran diri sendiri yang berujung dan cenderung menjustifikasi, bahkan sampai ada yang berani menghakimi keyakinan orang lain menurut pandangan mereka, berbeda keyakinan masuk dalam ketegori sebagai orang-orang yang sesat atau kafir. Berdasarkan pemahaman ini, setiap generasi yang ada cederung menutup diri dari berdialog, dikarenakan menurut anggapan mereka agama atau keyakinan yang berbeda, tidak dapat didamaikan dengan keyakinan atau agama lainnya.

Bila mau mencoba untuk menggali lebih dalam lagi, Adapun kata ‘Islam’, secara bahasa merupakan bentuk dasar kata benda dari kata ‘aslama’, yang berarti tunduk, patuh atau ta’at. Islam sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah dari pemahaman akan din Tuhan yang berisi sistem dan aturan hukum yang menjadi sebuah pondasi dasar pengabdian dari setiap mahluk yang berakal kepada-Nya. Dengan demikian, Din/Dinul Islam mengandung magna sebuah aturan (sistem) hukum yang mengatur bentuk ketaatan setiap mahluk kepada Dia sebagai Sang Pencipta segaligus Penguasa Tunggal dari alam semesta ini.

Pada prinsipnya, hukum Tuhan merupakan sistem dari sebuah aturan hukum yang melekat erat pada setiap mahluk hidup yang memuat segala aspek dan ketetapan yang mengatur seluruh urusan kehidupan manusia, baik hubungan dengan Tuhan, Sang Pencipta manusia, maupun hubungan antar  sesama manusia dan hubungannya dengan lingkungan. Hukum Tuhan merupakan suatu yang enar dan alamiah, sehingga tidak pernah atau perlu mengalami perubahan hanya karena tempat dan waktu yang berubah. Meskipun Dia telah mengutus Rasaul-Nya ke berbagai tempat, waktu dan negeri, untuk menerangkan sebuah aturan atau hukum yang diwahyukan dan ditetapkan-Nya tetap sama dan tidak pernah beubah. 

Di penjelasan sebelumnya telah digambarkan tentang apa yang dimaksud ‘Dinul Islam’. Sesuatu yang selama ini dipahami sebagai ‘agama Islam’. Dalam berbagai kitab terjemahan Al-Qur’an, kata ‘Din’ biasa diterjemahkan sebagai ‘agama’. Bahwa kata agama sendiri merupakan kata yang diambil dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti a = tidak, dan gama = kacau. Jadi pengertian agama dengan demikian merupakan sesuatu yang tidak tercampur aduk. Hal ini dapat dipahami, karena orang yang beragama dan hidup berdasarkan aturan, seharusnya dapat hidup teratur dengan menggunakan aturan yang tepat dan benar, sehingga tidak menjadi kacau.

Islam sendiri juga sering digolongkan (dikelompokkan) sebagai sebuah agama samawi, sebagaimana halnya dengan agama Yahudi dan Kristen, karena itu kelompok sekuler dan pluralis menyamakan kedudukan Din Al-Islam dengan agama-agama lain. Meskipun agama Al-Islam secara historis dan teologis merupakan ciptaan Tuhan yang murni, agama-agama, baik yang disebut sebagai agama duniawi dan samawi, merupakan hasil ciptaan dan campur tangan manusia. Karena itu tidak tepat jika ‘Din Al Islam’ diartikan sebagai ‘agama islam’.

Bila merujuk pada Kitab Al-Qur’an, Surat Ar-Rum ayat 30: “Maka arahkanlah wajahmu kepada agama Allah (tetaplah di atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah ini. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah itu. Itulah Din yang lurus; tetapi kebanykan manusia tidak menegtahui”.

Sangat jelas dan tegas bahwa Din Islam adalah sistem hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan mahluk yang dalam hal ini manusia dan tidak terbatas pada masalah keimanan dan peribadatan (ritual ibadah) saja, sebab Din Islam mengatur seluruh aspek didalam kehidupan manusia, mulai dari masalah moral dan hukum hingga masalah politik, sosial dan ekonomi. Jika makna Din Islam dipersempit menjadi agama islam saja, berarti manusia sendirilah yang mengubah fitrah dan fungsi Din yang diciptakan Allah tersebut.


Parthara R.T

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...