Selasa, 26 November 2024

Pilihan Cerdas Dalam Kehidupan

 

Hidup itu pilihan, itulah kalimat singkat yang menggambarkan bahwa apapun yang kita alami saat ini adalah buah dari pilihan. Sulit atau mudahnya hidupmu saat ini, tergantung daripada keputusan yang diambil untuk dilakoni. Kebanyakan dari manusia lebih menyukai mengikuti dan memilih arus mayoritas daripada sebaliknya, mengambil yang minoritas adalah pilihan yang tidak menarik dan terlalu beresiko untuk dijalankan. Mencari selamat dengan mengikuti banyak orang lebih mengasyikkan ketimbang menantang mereka untuk berbeda demi prinsip dan pilihan.

Filosofi "mengikuti arus" sering diartikan sebagai sikap pasif atau menerima segala sesuatu tanpa banyak pertimbangan atau usaha untuk mengubahnya. Ini bisa berarti mengikuti kebiasaan, tradisi, atau pendapat mayoritas tanpa melakukan refleksi atau pertanyaan mendalam.

Dalam konteks tertentu, "mengikuti arus" bisa dianggap sebagai pilihan yang lebih mudah atau aman, tetapi dalam filosofi yang lebih mendalam, ini dapat dipandang sebagai penghindaran tanggung jawab atau ketidakberanian untuk membuat keputusan yang lebih sadar dan berdaya. Namun, dalam beberapa situasi, mengikuti arus juga bisa berarti membiarkan diri beradaptasi dengan lingkungan dan mengambil hikmah dari pengalaman, dengan tetap menghormati nilai-nilai pribadi.

Secara umum, pandangan ini sering kali berkaitan dengan konsep-konsep seperti konformitas atau aliran pasif dalam kehidupan sehari-hari. Kepasifan seseorang akan pilihan yang mengubah dan memuliakan hidupnya, menunjukkan kedangkalan cara berpikir.  Menyelami dan menguasai apa yang menjadi tujuan hidupnya, haruslah dimiliki oleh setiap manusia. Janganlah bersikap bodoh dan masa bodoh terhadap pilihan hidupmu, karena keuntungan dan kerugiannya tidak bisa kamu lemparkan kepada orang lain. Semua akibat pilihanmu kamu lah yang menanggungnya dan bertanggung-jawab atasnya.

Sekali lagi, jangan salah memilih dan mengikuti tanpa dasar pilihan yang cerdas, hargailah karunia Allah dalam bentuk sarana berpikir yang telah diberikan. Sebagai peringatan atas ajakan ini, mari kita tafakuri firman Allah dalam surat Al-An'aam ayat 116 dibawah ini;

وَاِ نْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَ رْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِ نْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan."

Semoga satu ayat ini bisa menggugah kesadaran kita akan pilihan cerdas dalam hidup ini.

 

Penulis:

Michael Zahid Aditya

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...