Manusia
adalah makhluk simbol, artinya banyak makna yang bisa menjadi pelajaran baginya
dalam mengelola kehidupan di dunia ini. Ketika dia bisa mengambil nilai dibalik
simbol tersebut, maka kehidupannya akan selaras dengan kehendak Tuhan yang
menciptakan. Sebaliknya dia akan terombang-ambing dalam ketidakpastian, apabila
terjebak dengan simbol tanpa mengetahui esensi dibaliknya.
Kitab
Suci banyak dihiasi dengan bahasa simbolik, yang hanya bisa dibaca dengan
kejernihan akal pikiran. Bahasa ini digunakan untuk menyederhanakan pesan yang
kompleks, agar mudah dipahami oleh si penerima pesan. Istilah, kapal Nabi Nuh,
Tongkat Nabi Musa, lautan terbelah, langit dan bumi, adalah bahasa simbolik
yang menjadi rahasia kehendak dan rencana Tuhan.
Bahasa
simbol atau kiasan (metafora) memiliki beberapa fungsi penting, terutama dalam
konteks teks-teks agama seperti Al-Qur'an, sastra, dan komunikasi sehari-hari.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan bahasa simbol atau
kiasan:
1.
Menyampaikan
makna yang mendalam: Simbol atau kiasan memungkinkan suatu ide atau
konsep yang kompleks untuk disampaikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
atau lebih mendalam. Konsep-konsep abstrak atau hal-hal yang sulit dijelaskan
secara langsung dapat dijelaskan melalui perbandingan dengan sesuatu yang lebih
familiar.
2.
Menumbuhkan
pemahaman yang lebih luas: Penggunaan bahasa simbolik sering kali
memungkinkan berbagai interpretasi. Hal ini memberi ruang bagi pembaca atau
pendengar untuk menggali makna yang lebih dalam dan menemukan pemahaman yang
lebih pribadi atau kontekstual.
3.
Menumbuhkan
perasaan dan imajinasi: Bahasa simbolik dapat membangkitkan perasaan
tertentu atau menggugah imajinasi. Dalam teks-teks agama, ini membantu
menggambarkan pengalaman spiritual, keadaan alam semesta, atau hubungan antara
manusia dan Tuhan dengan cara yang lebih emosional dan menggugah.
4.
Menghindari
penjelasan yang terlalu langsung: Dalam beberapa kasus, bahasa simbol
atau kiasan digunakan untuk menggambarkan hal-hal yang tidak bisa diungkapkan
secara langsung, seperti hal-hal gaib atau misterius. Dengan simbol,
aspek-aspek tersebut dapat disampaikan dengan cara yang lebih hati-hati dan
penuh makna.
5.
Meningkatkan daya
tarik dan daya ingat: Bahasa simbolik atau kiasan membuat teks lebih
menarik dan mudah diingat. Dalam konteks agama, ini membantu ajaran-ajaran
tersebut untuk lebih mudah dipahami dan diingat oleh umat.
6.
Menjaga kesucian
atau kehormatan: Dalam beberapa tradisi, menggunakan simbol atau kiasan
memungkinkan penyampaian ajaran atau pesan yang berkaitan dengan Tuhan atau
hal-hal suci tanpa mengurangi kesucian atau kemuliaan topik tersebut.
Simbolisme sering kali digunakan untuk menghormati keagungan Tuhan, yang tidak
bisa dijelaskan secara langsung dengan kata-kata biasa.
7.
Menyesuaikan
dengan konteks budaya dan sosial: Simbolisme sering kali lebih
fleksibel karena dapat disesuaikan dengan budaya dan pengalaman audiens. Sebuah
simbol atau kiasan yang dipahami di satu tempat atau waktu bisa memiliki arti
yang berbeda di tempat atau waktu lain, memungkinkan teks tersebut untuk
berbicara kepada berbagai generasi dan budaya.
Secara
keseluruhan, penggunaan bahasa simbol atau kiasan adalah cara yang efektif
untuk menyampaikan ide yang mendalam, mengkomunikasikan nilai-nilai spiritual,
dan menjelaskan hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara literal atau
langsung. Dalam konteks Al-Qur'an dan teks-teks agama lainnya, simbolisme
berfungsi untuk memperkaya pemahaman umat dan memperdalam pengalaman spiritual
mereka.
Langit
adalah simbol dari kekuasaan, kebahagiaan dan kemerdekaan, sementara bumi
adalah simbol dari ketertindasan, kesengsaraan, dan perbudakan. Secara
individual, setiap diri merasakan dinamika kehidupan ini berjalan silih
berganti. Dan secara kolektif, peradaban manusia mengalami siklus pergiliran
dari simbol langit dan bumi. Ada dimana anda sekarang, dan apa yang anda harus
lakukan?, jawabannya ada pada rahasia bahasa simbol yang ada pada alam dan
kitab suci. Dan yang menarik hanya orang yang mau berpikir dalam dan berusaha
mencari jawaban dengan kejernihan pikiran yang akan diberikan.
Mari
kita tafakuri firman Tuhan dalam surat Ali Imran (3) ayat 190 dibawah ini;
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَا خْتِلَا فِ الَّيْلِ وَا لنَّهَا رِ لَاٰ يٰتٍ لِّاُولِى الْاَ لْبَا بِ
"Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,"
Diksi
langit dan bumi, siang dan malam adalah bahasa simbol atau kiasan yang hanya
mampu dibaca dan dipahami oleh orang yang menggunakan daya pikirnya secara
maksimal. Sudahkah saudara melakukannya?...
Penulis:
Michael
Zahid Aditya