Nabi Yusuf menjadi salah satu anak Israel atau Nabi Yaqub yang paling di sayang dari 12 anak yg dimilikinya. Rasa sayang ini menimbulkan kecemburuan yang besar pada 10 anaknya yang lain. Tidak berhenti hanya sebatas cemburu saja tapi berbagai cara mereka lakukan untuk mencelakakan Yusuf. Singkat cerita mereka menyusun skenario untuk mencelakakan Yusuf, dan karena mereka tidak berniat membunuh Yusuf atau hanya sebatas mencelakakan saja dan menjauhkan dirinya dari kasih sayang bapaknya. Maka dibuanglah Yusuf ke dalam sumur tua yang sudah tidak difungsikan keberadaannya.
Perbuatan jahat saudaranya terhadap Yusuf justru mengantarkannya kepada penguasa negeri Mesir. Terlepas dari cerita yang berkembang tentang ketampanan Yusuf yang membuat istri raja terpesona, sehingga mengajak Yusuf untuk melakukan tindakan asusila. Ada konsep kebenaran yang membuat seluruh istri-istri (para menteri) dari raja tersebut, terkagum-kagum dengan penjelasan Yusuf terkait konsep management kepemimpinan. Kekaguman mereka membuat hasil karya tangan-tangan mereka menjadi sia-sia (melukai tangannya) ketika mendengarkan penjelasan dari Yusuf. Inilah tabir rahasia dibalik cerita ketampanan paras Nabi Yusuf.
Cerita ketampanan akan lebih tepat jika di maknai dengan mempesona atau memiliki daya tarik dan pengaruh yang kuat. Lalu apa yang mempesona dari seorang Yusuf, sehingga membuat para istri-istri raja menjadi jatuh cinta?. Kecakapan Nabi Yusuf dalam menganalisis dan memberikan solusi dari permasalahan yang ada, itulah yang membuat mereka tertarik sampai lupa apa yg dilakukannya.
Dari
cerita singkat di atas, pelajaran apakah yang mendidik seorang Yusuf sehingga
memiliki kepribadian yang istimewa?. Ajaran apakah yang membuatnya dikagumi
oleh raja dan para menterinya?. Untuk mendapatkan jawaban yang objektif, maka
mari kita bertanya kepada Kitab Suci sebagai ukuran kebenarannya. Perihal ini
dijelaskan dalam surat Yusuf (12) ayat 101:
رَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَ عَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَ حَا دِيْثِ ۚ فَا طِرَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَا لْاٰ خِرَةِ ۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِا لصّٰلِحِيْنَ
"Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh."
Wafatkanlah
aku dalam keadaan muslim, itulah harapan Yusuf yang menjadi keyakinan dalam
hidupnya. Artinya dari ayat ini terjawablah, bahwa ajaran yang membuat Nabi
Yusuf memiliki kecakapan yang mempesona adalah ketunduk-patuhan. Dan inilah
ajaran yang sama dan tidak berubah dari leluhur atau nenek moyangnya Ishaq dan
Abraham.
Penulis:
Michael
Zahid Aditiya.