Kamis, 24 Oktober 2024

Konsekwensi Hukum

 Segala sesuatu yang ada pada alam semesta ini sejatinya adalah ayat-ayat ALLAH. Hal ini sangatlah jelas banyak terlihat dan tertuang didalam semua kitab suci Tu(h)an Semesta Alam. Berbicara menegakkan keadilan berarti menegakkan sebuah sistem hukum dari Yang Maha Adil, karena sistem yang adil hanyalah sistem hukum yang haq dari ALLAH yang diturunkan dan diamanatkan kepada para pembawa Risallah di sepanjang sejarah umat manusia dimuka bumi ini.


Jadi bila berbicara orang-orang yang kafir atau menolak seruan dari Sang Pembawa Risallah adalah apa yang disebut dengan orang-orang yang tidak mau tunduk patuh atau tidak mau berhukum kepada sistem hukum ALLAH. Kekafiran seseorang akan terlihat jelas dengan penolakan dan perlawanan mereka kepada para juru dakwah dari misi Risallah Tu(h)an Semesta Alam yang disampaikan oleh mu'min muballig atau saksi-saksi Tu(h)an Semesta Alam. Orang-orang kafir yang membangkang dan menolak untuk sujud (taat) kepada kekuasaan pemimpin dari pilihan ALLAH dalam kisah Adam itu dikatakan atau disebut sebagai Iblis.


Gambaran siksaan dari kehidupan jahanam itu berlaku pada dua alam yaitu alam dunia dan alam akhirat. Ciri khusus tingkatan kehidupan masyarakat dalam kerajaan Allah dibumi itu disesuaikan dengan kelas-Nya. Hal ini menegaskan, dan sekaligus membuktikan keadilan hukum Allah yang memberi balasan atau ganjaran kepada seseorang sesuai dengan pilihahan dari jalan hidupnya. Ketidakadilan itu justru akan terjadi manakala orang yang beriman (mu'min) disamakan atau disejajarkan dengan orang-orang yang menolak dakwah para pembawa Risallah atau(bangsa kafir). Hukuman atau azab Allah kepada orang-orang yang menolak dakwah dari para pembawa Risalah Tu(h)an Semesta Alam itu telah berulang kali terjadi karena semua itu merupakan sunatullah yang tidak pernah berubah walau sampai kapanpun.


Berbagai macam peristiwa bencana yang timbul dari Alam yang menimpa umat manusia adalah merupakan salah satu bentuk azab dari Allah. Dalam hidup dan kehidupan ini semua sesungguhnya tidak ada peristiwa atau tragedi yang terjadi hanya secara kebetulan. Hanya orang-orang yang tidak mau berpikirlah yang menyatakan bahwa bencana gempa bumi yang terjadi dan yang menimpa suatu bangsa dianggap sebagai suatu kebetulan saja (Qs Al Hadid, 57/22). Sikap terbuka dan lapang dada dalam menerima ilmu merupakan satu wujud karunia yang besar dari Tu(h)an Semesta Alam Qs Al Insyirah, 94/1-8).


Disadur kembali oleh :

Zimran A E.


Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...