Jumat, 04 Oktober 2024

Berkat Ilmu

 


Ucapan salam damai sejahtera yang semua atas kerajaan yang ada dan berada di tangan-Nya, dan Dialah yang menetapkan ketetapan hukum atas seluruh dari segala makhluk-Nya. Dia (ALLAH) yang menciptakan kematian dan kehidupan agar yang demikian itu menjadi batu ujian bagi tiap orang-orang yang sudah diikat oleh tali perjanjian kepada Sang Pencipta melalui perantara saksi-saksi Tu(h)an Semesta Alam, siapakah yang paling baik pengabdiannya. Dan ketahuilah bahwa Dia adalah yang Maha Perkasa dan Maha penerima taubat bagi hamba-Nya.

Dialah yang menciptakan dari tujuh tatanan langit itu secara bertingkat, dan anda tidak akan pernah melihat segala kekacauan pada karya-Nya. Ar Rahman Dia (ALLAH) Yang Maha Pengasih. Coba arahkan perhatian anda adakah ada anda temui perpecahan itu ?
Kemudian coba kembali arahkan penelitian anda secara berulan-ulang, niscaya hasil penelitian anda akan kembali seperti semula, sehingga segala usaha penelitian anda akan
terhenti dan atau menemui jalan buntu.

Dan sesungguhnya ALLAH dan malaikat-Nya telah menghiasi langit yang dekat itu dengan penerang cahaya yang kemudian menjadikan sebagai alat untuk merajam setan dan sehingga juga sungguh telah disiapkan pula bagi setan-setan itu azab yang menghanguskan. Jika suatu peradaban sudah tegak berdiri di bawah kekuasaan (tangan) ALLAH, maka kehidupan dari umat manusia akan penuh berkah, damai, sejahtera, adil, dan makmur (rahmatan lil' alamin). Wujud kongkrit/nyata tangan-Nya merupakan bahasa mutasyabihat atau perumpamaan dari kekuasaan-ALLAH di tengah-tengah kehidupan manusia yang adalah telah tegak berdirinya kuasa wakil ALLAH atau disebut dengan Madinah Al Munawwarah.

Kehidupan yang berkah damai sejahtera akan dapat terwujud jika di dalamnya telah diberlakukan sistem hukum ALLAH yang telah menciptakan segala sesuatu dengan kadar kesetimbangan (mizan) (Qs Ar Arahman, 55/7).

Kata hidup dan mati adalah eksistensi dari suatu umat. Jika umat Islam ingin eksis dan hidup, maka mereka harus berjuang untuk memiliki kekuasaan dan teritorial atau wilayah sendiri. Dan jika umat Islam ingin menjadi kepala, bukan alih-alih menjadi ekor, mereka harus sanggup bersumpah setia kepada ALLAH bahwasannya mereka tidak akan mengambil Tu(h)an-Tu(h)an yang lain selain ALLAH sebagai pemimpin. Dengan demikian, berdakwah dan berjihad menegakkan kerajaan ALLAH di muka bumi itulah essensi dari Amal Shaleh yang sesungguhnya.

Cara ALLAH menata Alam Semesta adalah dengan Ayat-Ayat-Nya dan juga fakta ilmiah sebagai model contoh komonitas dalam menata kehidupan umat manusia. Misalnya tujuh struktur dalam tingkatan langit yang memiliki thariq atau jalurnya masing-masing, dan pada tiap-tiap jalur beredar benda-benda langit yang mengitari pusat edar/rotasi itu juga tercermin dalam shaff tawaf dalam ibadah haji. Sesungguhnya lapisan langit itu ALLAH ciptakan guna untuk melindungi bumi dari kerusakan akibat jatuhnya benda-benda langit.

Seluruh gerak benda-benda langit itu sesungguhnya adalah merupakan bentuk ketaatannya kepada maqadir atau ketetapan/ kepastian hukum yang telah ALLAH undangkan atasnya. Ketaatan itu yang pasti akan berujung kepada kedamaian dan kesetimbangan semesta langit tanpa cacat, tidak kacau, serta juga tidak ada kebatilan padanya. Maka dikatakan dalam bahasa pertanyaan atau bahasa retorikanya, " Adakah perpecahan pada kehidupan langit itu ?"

Dengan penelitian yang berulang-ulang terhadap sebuah sistim kerajaan ALLAH pada alam semesta seharusnya menjadi suatu keyakinan bahwa Din atau sistem hukum ALLAH, Ad Din Al Islam adalam sistem yang bernilai obyektif ilmiah serta juga sistem hukum yang paling kuat dan adil sehingga wajib diterapkan dalam tatanan kehidupan komonitas umat manusia. Pada akhirnya, keberadaan kekuasaan dari Tu(h)an Semesta Alam itu berfungsi untuk melindungi dan juga mendamai sejahterakan seluruh umat manusia. Maka dari itu selain dari tatanan sistem hukum Din Al Islam itu pasti nilainya batil (Qs Ali'Imram, 3/19) dan menegakkan sistem keadilan ALLAH adalah essensi pengabdian yang sesungguhnya yang menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia (Qs Adz Zariyat, 51/56).

Manusia dapat mempelajari dan memahami sistem ketundukpatuhan makhluk kepada Sang Tu(h)an melaui ayat-ayat Alam. Dengan kata lain, manusia dapat mengenal ALLAH dengan pasti, dalam arti mengenal dan memahami sistem hukum-Nya.

Kemana pun wajah manusia menghadap, di situlah wajah ALLAH atau Ilmu ALLAH berada, baik pada sistem makro maupun sistem mikro seperti pada tubuh manusia. Yang demikian itu semua bertujuan agar sistem hukum yang ALLAH gunakan dalam mensejahterakan Alam Semesta di atas prinsip keadilan, kesetimbangan, dan yang serba teratur itu juga ditegakkan dalam sistem hukum dalam kehidupan umat manusia di muka bumi (Qs Ar Rum, 30/30).

Disadur kembali oleh: ZIMRAN A E

Serpihan petuah

 Serpihan petuah    Berdasarkan kajian surat Asy Syu'ara' ayat 198 sampai 200  saya berani menyimpulkan bahwa kitalah dari bangsa Nu...