Ucapan salam damai sejahtera yang semua atas kerajaan yang ada dan berada di
tangan-Nya, dan Dialah yang menetapkan ketetapan hukum atas seluruh dari segala
makhluk-Nya. Dia (ALLAH) yang menciptakan kematian dan kehidupan agar yang
demikian itu menjadi batu ujian bagi tiap orang-orang yang sudah diikat oleh
tali perjanjian kepada Sang Pencipta melalui perantara saksi-saksi Tu(h)an
Semesta Alam, siapakah yang paling baik pengabdiannya. Dan ketahuilah bahwa Dia
adalah yang Maha Perkasa dan Maha penerima taubat bagi hamba-Nya.
Dialah yang menciptakan dari
tujuh tatanan langit itu secara bertingkat, dan anda tidak akan pernah melihat
segala kekacauan pada karya-Nya. Ar Rahman Dia (ALLAH) Yang Maha Pengasih. Coba
arahkan perhatian anda adakah ada anda temui perpecahan itu ?
Kemudian coba kembali arahkan penelitian anda secara berulan-ulang, niscaya
hasil penelitian anda akan kembali seperti semula, sehingga segala usaha
penelitian anda akan
terhenti dan atau menemui jalan buntu.
Dan sesungguhnya ALLAH dan
malaikat-Nya telah menghiasi langit yang dekat itu dengan penerang cahaya yang
kemudian menjadikan sebagai alat untuk merajam setan dan sehingga juga sungguh
telah disiapkan pula bagi setan-setan itu azab yang menghanguskan. Jika suatu
peradaban sudah tegak berdiri di bawah kekuasaan (tangan) ALLAH, maka kehidupan
dari umat manusia akan penuh berkah, damai, sejahtera, adil, dan makmur
(rahmatan lil' alamin). Wujud kongkrit/nyata tangan-Nya merupakan bahasa
mutasyabihat atau perumpamaan dari kekuasaan-ALLAH di tengah-tengah kehidupan
manusia yang adalah telah tegak berdirinya kuasa wakil ALLAH atau disebut
dengan Madinah Al Munawwarah.
Kehidupan yang berkah damai
sejahtera akan dapat terwujud jika di dalamnya telah diberlakukan sistem hukum
ALLAH yang telah menciptakan segala sesuatu dengan kadar kesetimbangan (mizan)
(Qs Ar Arahman, 55/7).
Kata hidup dan mati adalah
eksistensi dari suatu umat. Jika umat Islam ingin eksis dan hidup, maka mereka
harus berjuang untuk memiliki kekuasaan dan teritorial atau wilayah sendiri.
Dan jika umat Islam ingin menjadi kepala, bukan alih-alih menjadi ekor, mereka
harus sanggup bersumpah setia kepada ALLAH bahwasannya mereka tidak akan
mengambil Tu(h)an-Tu(h)an yang lain selain ALLAH sebagai pemimpin. Dengan
demikian, berdakwah dan berjihad menegakkan kerajaan ALLAH di muka bumi itulah
essensi dari Amal Shaleh yang sesungguhnya.
Cara ALLAH menata Alam Semesta
adalah dengan Ayat-Ayat-Nya dan juga fakta ilmiah sebagai model contoh
komonitas dalam menata kehidupan umat manusia. Misalnya tujuh struktur dalam
tingkatan langit yang memiliki thariq atau jalurnya masing-masing, dan pada
tiap-tiap jalur beredar benda-benda langit yang mengitari pusat edar/rotasi itu
juga tercermin dalam shaff tawaf dalam ibadah haji. Sesungguhnya lapisan langit
itu ALLAH ciptakan guna untuk melindungi bumi dari kerusakan akibat jatuhnya
benda-benda langit.
Seluruh gerak benda-benda langit
itu sesungguhnya adalah merupakan bentuk ketaatannya kepada maqadir atau
ketetapan/ kepastian hukum yang telah ALLAH undangkan atasnya. Ketaatan itu
yang pasti akan berujung kepada kedamaian dan kesetimbangan semesta langit
tanpa cacat, tidak kacau, serta juga tidak ada kebatilan padanya. Maka
dikatakan dalam bahasa pertanyaan atau bahasa retorikanya, " Adakah
perpecahan pada kehidupan langit itu ?"
Dengan penelitian yang
berulang-ulang terhadap sebuah sistim kerajaan ALLAH pada alam semesta
seharusnya menjadi suatu keyakinan bahwa Din atau sistem hukum ALLAH, Ad Din Al
Islam adalam sistem yang bernilai obyektif ilmiah serta juga sistem hukum yang
paling kuat dan adil sehingga wajib diterapkan dalam tatanan kehidupan
komonitas umat manusia. Pada akhirnya, keberadaan kekuasaan dari Tu(h)an
Semesta Alam itu berfungsi untuk melindungi dan juga mendamai sejahterakan
seluruh umat manusia. Maka dari itu selain dari tatanan sistem hukum Din Al
Islam itu pasti nilainya batil (Qs Ali'Imram, 3/19) dan menegakkan sistem
keadilan ALLAH adalah essensi pengabdian yang sesungguhnya yang menjadi
kewajiban bagi setiap umat manusia (Qs Adz Zariyat, 51/56).
Manusia dapat mempelajari dan
memahami sistem ketundukpatuhan makhluk kepada Sang Tu(h)an melaui ayat-ayat
Alam. Dengan kata lain, manusia dapat mengenal ALLAH dengan pasti, dalam arti
mengenal dan memahami sistem hukum-Nya.
Kemana pun wajah manusia
menghadap, di situlah wajah ALLAH atau Ilmu ALLAH berada, baik pada sistem
makro maupun sistem mikro seperti pada tubuh manusia. Yang demikian itu semua
bertujuan agar sistem hukum yang ALLAH gunakan dalam mensejahterakan Alam
Semesta di atas prinsip keadilan, kesetimbangan, dan yang serba teratur itu
juga ditegakkan dalam sistem hukum dalam kehidupan umat manusia di muka bumi
(Qs Ar Rum, 30/30).
Disadur kembali oleh: ZIMRAN A E